BITUNG, iNews.id – Seorang pria bernama Samurat Lahingid (48), ditemukan tewas di dalam kamar mandi rumah kost yang ada di Aertembaga Dua, Bitung, Jum’at (19/11/2021).
Nelayan asal Sangihe tersebut diduga kuat bunuh diri.
Saat ditemukan dalam kondisi tertelungkup dan terdapat benda tajam berupa pisau yang tertancap di dada bagian tengah.
Istri korban bernama Karina Untung (47) menuturkan, sebelum peristiwa itu korban sempat meminta makanan dan dibelikan rokok.
Selesai makan, korban masuk ke kamar kost untuk beristirahat dengan mengunci pintu dari dalam, dan tidak mengizinkan siapa pun masuk ke kamar.
Beberapa saat kemudian, istri korban mengetuk pintu sambil memanggil nama korban berulang-ulang namun tidak ada respons.
Merasa curiga, istri korban pun meminta bantuan warga sekitar yaitu Jilly Goni dan Denny Angkouw untuk mengecek keberadaan korban di dalam kamar tersebut.
Setelah membuka paksa pintu kamar kost tersebut, Jilly Goni dan Denny Angkouw tidak menemukan keberadaan korban. Mereka pun terus mencari, kemudian membuka paksa pintu kamar mandi yang ada di dalam kost tersebut.
Setelah berhasil membuka paksa pintu kamar mandi yang terkunci tersebut, Jilly Goni, Denny Angkouw serta istri dan anak korban melihat korban dengan kondisi tertelungkup dan terdapat pisau yang tertancap di dada bagian tengah.
Kejadian ini kemudian dilaporkan oleh istri korban bersama warga kepada Kepala Lingkungan setempat yang selanjutnya diteruskan kepada Bhabinkamtibmas Aipda Menix Tebi.
Tak lama kemudian, personel Polsek Aertembaga bersama Tim Inafis Polres Bitung tiba di lokasi kejadian, selanjutnya melakukan olah TKP, mengumpulkan keterangan para saksi, mengidentifikasi jenazah korban serta mengevakuasi jenazah korban ke RSUD Bitung.
Sementara itu Kasi Humas Polres Bitung AKP Hermanses Katiandagho membenarkan adanya kejadian tersebut.
“Korban nekad mengakhiri hidupnya dengan cara menusuk dirinya sendiri dengan sebilah pisau di dada bagian tengah”, kata AKP Hermanses Katiandagho.
Lanjutnya, diduga korban nekad bunuh diri karena terhimpit permasalahan ekonomi, dan korban sudah lama kehilangan pekerjaan serta sering sakit-sakitan.
“Pihak keluarga menolak dilakukan otopsi terhadap jenazah korban, karena pihak keluarga sudah menerima dengan ikhlas atas meninggalnya korban,” pungkas AKP Hermanses Katiandagho.
Editor : Fabyan Ilat