Yodia Marfa Taberiti. (Foto: Dokumen Pribadi)
OLEH: Yodia Marfa Taberiti
NIM: 21304028
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
GURATAN-guratan positif perekonomian Indonesia mulai tampak jelas di tengah pandemi virus corona yang belum berakhir ini.
Empat lembaga ekonomi kredibel dunia --Bank Dunia, OECD, Fitch Ratings, dan IMF- menyampaikan prediksi optimisme mereka atas ekonomi Indonesia pada 2021 dan 2022.
BACA JUGA: Kapolri Mutasi Kapolda Sulut
Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah kembali ke zona positif pada kuartal II-2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian periode April 2021 hingga Juni 2021 tumbuh 7,07% yoy.
Ini menjadi rekor pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak 16 tahun terakhir.Pertumbuhan tersebut dicapai pada saat Kasus Aktif Covid-19 rata-rata selama Triwulan II-2021 yang tercatat mencapai sekitar 113.218 kasus.
"Beberapa sektor yang mendukung aktivitas di tengah pandemi Covid-19 juga melanjutkan penguatan pertumbuhan, seperti sektor informasi dan komunikasi serta jasa kesehatan. Kami juga melihat, sektor pertanian masih konsisten tumbuh selama pandemi dan berperan penting terhadap ketahanan pangan Indonesia,” ungkap Menko Airlangga.
Secara spasial, seluruh wilayah di Indonesia telah mengalami perbaikan. Pulau Jawa sebagai kontributor perekonomian nasional mampu tumbuh tinggi diikuti oleh pulau Kalimantan dan Sumatera, serta Bali dan Nusa Tenggara. Lebih lanjut, Pulau Sulawesi serta Maluku dan Papua juga tumbuh tinggi beriringan dengan kenaikan nilai ekspor yang terjadi, terutama karena tingginya permintaan produk-produk komoditas unggulan di luar negeri.
BACA JUGA: Ini Rekam Jejak Irjen Pol Mulyatno, Kapolda Sulut yang Baru
"Pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat strategi pengendalian Covid-19, karena strategi ini merupakan necessary condition untuk percepatan pemulihan ekonomi ke depan. Angka kasus aktif akan ditekan lagi dan perekonomian bisa digenjot ke arah positif kembali (di triwulan selanjutnya). PPKM Level 3 dan 4 untuk kembali menurun membutuhkan kedisiplinan masyarakat,” ucap Menko Airlangga. Seluruh upaya Pemerintah dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 diharapkan akan segera mengembalikan momentum pemulihan ekonomi. Counter policy yang dilakukan Pemerintah serta tingkat adaptasi aktivitas masyarakat yang lebih tinggi akan menjaga pertumbuhan Triwulan III-2021 tidak turun terlalu dalam.
Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat, ini bukan berarti bahwa seluruh masyarakat Indonesia telah sejahtera. Saat ini Permasalahan di Indonesia kompleks seperti kemiskinan, ketimpangan, pendidikan, kesehatan, pengangguran, korupsi, dan kriminal. Ketika pemerintah mengumumkan ekonomi mengalami pertumbuhan 7,07 persen, pemerintah melupakan satu hal yang juga penting yaitu meningkatnya angka kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7,07 persen tidak dibarengi penurunan tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran. Hal itu tidak cukup menjadi acuan bahwa perekonomian Indonesia sudah baik.
BACA JUGA: Ini Daftar Kapolda yang Dimutasi Polri
Masih banyak masyarakat yang membutuhkan pekerjaan dan juga lepas dari jerat kemiskinan. Saat pandemi Covid-19, mungkin pertumbuhan ekonomi yang positif memberi hiburan bagi pemerintah, tetapi hiburan itu hanya bersifat sementara. Masalah utama di Indonesia adalah kemiskinan dan ketimpangan di berbagai sektor.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini diharapkan mampu menjadi titik terang bagi angka kemiskinan masyarakat Indonesia. Pemerintah diharapkan bisa berperan dalam upaya pengurangan tingkat kemiskinan, pengangguran, serta kriminal di negara kita ini.
Editor : Fabyan Ilat