Naomi Assa. (Foto: Dokumen Pribadi)
Tema: Kesehatan Mental
OLEH: Naomi Keira Sharon Nauko Assa
NIM: 21304007
Fakultas Ekonomi JurusanAkuntansi
PADA zaman sekarang ini tentang kesehatan mental semarak dibicarakan, baik muda maupun tua. Maraknya kata “kesehatan mental” di semua kalangan, sangat banyak yang mendukung bahkan ada juga yang merendahkan/ tidak mendukung dengan kesehatan mental dengan sering menganggap kesehatan mental adalah hal sepele bahkan banyak yang mengejek dengan bersembunyi di bawah kalimat “Ah… Cuma bercandaan kok dibawa serius sih?”. Sesuai dengan judul “Apakah Penting Bagi Kita Untuk Menjaga Kesehatan Mental?” Jawabannya adalah PENTING. Mengapa? Karena kesehatan mental berpengaruh dalam aspek sosial, emosional, dan psikologis kita. Sehingga keadaan mental kita bisa berpengaruh dengan aktivitas kita sehari-hari, misalnya saat kita berpikir, bagaimana kita mengelola stress, bagaimana kita merasa, membuat suatu keputusan, serta bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Sehingga, disaat kita memiliki mental yang sehat kita dapat beraktivitas secara produktif.
BACA JUGA: Facebook Jadi Meta
Pertanyaannya. Bagaimana sih kita menjaga kesehatan mental kita? Menjaga kesehatan mental bisa dilakukan dengan cara:
-Bisa dengan curhat kepada seseorang yang dipercaya tentang perasaan kita karena dapat membantu mengeluarkan beban yang mungkin kita rasa tidak bisa dipendam terlalu lama.
-Tetap aktif, seperti berolahraga. Karena dengan berolahraga suasana hati yang kurang baik menjadi lebih baik, juga olahraga dapat membantu untuk mengurangi stress.
-Menerapkan pola makan yang sehat, karena berguna menjaga fungsi otak dan organ tubuh lainnya dan juga baik untuk mental.
-Menghindari alkohol, narkoba, dan rokok yang merusak mental dan organ tubuh.
-Tidur yang cukup membuat kita bisa mengelola suasana hati kita dan lebih produktif.
-Bersosialisasi dan menjaga hubungan baik dengan keluarga serta kerabat dekat.
-Jangan sungkan untuk meminta bantuan. Karena secara tidak langsung kita sudah bersosialisasi.
-Melakukan aktivitas yang disukai, serta dapat mensyukuri hal yang dimiliki.
-Membantu teman yang sedang kesulitan.
-Berhenti untuk berpikiran negatif dengan mengganti dengan pikiran positif
-Rajin berjemur di pagi hari, karena sinar matahari pagi mengandung banyak vitamin D yang bagus untuk kesehatan mental dengan membantu otak melepaskan bahan kimia yang tidak baik.
Tapi, di samping kesehatan mental ada juga penyakit mental. Bahkan Indonesia prevelensinya 14 juta jiwa pengidap penyakit mental seperti depresi dan kecemasan. Ternyata penyakit mental bukan hanya depresi dan kecemasan, ternyata berdasarkan gejala penyakit mental terbagi menjadi dua, yaitu:
1.Psikotik: Adalah penyakit/gangguan mental yang ditandai dengan sering delusi, halusinasi, bicara tidak jelas dan agitasi. Dimana orang yang mengalami gejalan ini tidak menyadari perilaku yang diperbuatnya. Contohnya seperti:
-Gangguan Bipolar: Gangguan mental yang ditandai/muncul perubahan emosi yang drastis dimana seseorang dapat merasa sangat senang dan merasa sangat terpuruk.
-Depresi Berat Dengan Gejala Psikotik: Dimana penyakit ini ditandai dengan adanya halusinasi dimana pengidap biasanya mendengar atau bahkan melihat sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.
-Gangguan Waham: Dimana hal ini sangat sering dijumpai pada penderita gangguan mental yang merupakan salah satu dari gejala gangguan isi pikiran.
-Skizofrenia: orang pengidap penyakit ini biasanya mengalami perubahan perilaku, sering terjadi delusi, dan halusinasi . Biasanya, dapat bertahan lebih dari 6 bulan.
BACA JUGA: Seleksi Kompetensi Guru PPPK Tahap II, Berikut Jadwal Terbarunya
2. Non psikotik: Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III) non psikotik terdiri dari gangguan cemas, gangguan psikoseksual, gangguan kepribadian (paranoid, pasif-agresif dan schizoid), alkholisme serta menarik diri dari luar.
Penyebab penyakit-penyakit ini biasanya terjadi karena kombinasi antara berbagai faktor seperti:
-Faktor genetik: Mungkin orangtua/ kakek atau nenek kita memiliki gangguan jiwa sehingga diturunkan kepada kita.
-Faktor biologis: Seperti ketidakseimbangan kimiawi di otak, cedera otak, traumatik, atau juga epilepsi.
-Faktor psikologis: Pelecehan seksual, pertempuran militer, kecelakaan, kejahatan atau kekerasan yang pernah dialami atau isolasi sosial.
-Faktor paparan lingkungan saat di dalam kandungan, seperti zat-zat kimia berbahaya, alkohol, obat-obatan, dan lain-lain.
-Faktor lingkungan lainnya, seperti kehilangan/kematian seseorang yang dekat dengan kita, kehilangan pekerjaan, kemiskinan serta terlilit dengan hutang.
Selain penyebab-penyebab penyakit jiwa diatas yang bisa dialami oleh semua orang, ternyata ada beberapa orang yang beresiko lebih tinggi mengalami penyakit mental, yaitu:
-Orang-orang yang dilahirkan dengan kelainan pada otak atau mengalami kerusakan otak karena cedera serius.
-Orang yang memiliki anggota keluarga yang mengidap gangguan mental.
-Memiliki penyakit kronis seperti kanker.
-Orang yang memiliki perkerjaan yang memicu stress.
-Orang yang memiliki masalah pada masa kanak-kanak atau bermasalah dalam gaya hidupnya seperti gaya hidup yang terpengaruh akan lingkungan yang tidak baik.
-Orang-orang yang mengalami kegagalan dalam hidup. Contoh, seperti kegagalan dalam kehidupan sekolah ataupun kehidupan pekerjaan.
-Orang yang menyalahgunakan alkohol atau narkoba.
-Orang yang pernah mengalami penyakit mental sebelumnya.
Apakah penyakit mental bisa disembuhkan? Ya. Jawabannya bisa. Tapi tidak secara instan atau proses penyembuhannya tidak berlangsung cepat seperti hanya 1-2 bulan saja. Dimana sang pengidap harus terlebih dahulu menjalani serangkaian pengobatan sesuai kondisi yang dialami sang penderita. Gangguan mental/penyakit jiwa dapat diobat dengan pemberian obat-obatan tertentu dan juga melakukan psikoterapi. Namun, ada beberapa kondisi tertentu dimana, pengidap gangguan jiwa juga akan disarankan untuk melakukan perubahan pada gaya atau pola hidup mereka untuk menjadi lebih sehat.
Gangguan jiwa/ penyakit mental ada banyak jenisnya, sehingga tiap penyakit jiwa berbeda-beda juga pengobatannya, tergantung jenis dan tingkat keparahan dari gejala penyakit tersebut yang muncul. Jika kita merasa mengalami atau memiliki gejala dari penyakit mental, jangan malu untuk melakukan pemeriksaan, karena semakin cepat ditangani, semakin besar dan cepat peluang untuk sembuh.
Apa saja sih cara-cara pengobatan gangguan jiwa? Gangguan jiwa dapat diobati dengan:
-Terapi kognitif: Dimana, pengobatan dengan cara ini adalah mengubah pola pikir dan respon sang pengidap gangguan jiwa. Mengapa harus dilakukan perubahan? Karena orang yang mengidap gangguan jiwa sering memiliki penilaian/perbuatan negatif pada hidup mereka. Sehingga dengan terapi ini penilaian-penilaian negatif akan diubah
menjadi positif dari terapi kognitif.
-Konsumsi obat: Selain terapi, pengidap gangguan jiwa juga ditangani dengan penggunaan obat sesuai dosis yang dianjurkan. Biasanya jenis obat yang diberikan bertujuan untuk meredakan gejala penyakit jiwa sehingga terapi yang dilakukan lebih efektivitas.
BACA JUGA: Wow, Uang Kripto Squid Game Melonjak 2.300 Persen
-Perubahan gaya hidup: Perubahan gaya hidup berdampak juga dalam mengatasi gangguan mental. Merubah gaya hidup menjadi lebih sehat nyatanya bisa membuat sehari-hari menjadi lebih produktif. Merubah gaya hidup untuk mengatasi gangguan mental seperti mengurangi asupan gula dan memperbanyak konsumsi buah dan sayur, hilangi minuman/makanan yang mengandung kefein, berhenti merokok dan meminum minuman beralkohol, dapat mengelola stress dengan baik, juga perlu untuk berolahraga agar kondisi tubuh menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, agar supaya kita dapat menjaga kesehatan mental kita karena diri kita begitu berharga. Jangan menjerumuskan mental sehat kita kepada hal-hal yang dapat memicu mental kita mengalami penyakit jiwa. Karena terkadang kesehatan mental bisa menjadi senjata bagi kita untuk membunuh kita. Ada beberapa kasus artis-artis terkenal yang meninggal karena penyakit mental yang diidap mereka, salah satunya seperti Sulli mantan penyanyi dari girl group populer dari Korea Selatan yaitu F(X). Sulli adalah seorang wanita yang hartanya berlimpah tetapi hidupnya tidak tenang karena terjadi bully di media sosial atau biasa dikenal dengan cyber bullying. Disamping itu ternyata banyak artis-artis Indonesia maupun luar Indonesia yang bisa melewati masa kritis berjuang melawan
penyakit mental mereka seperti Taeyeon anggota girl group Korea yaitu Girls Generation yang bisa melawan depresi.
Oleh karena itu sayangi tubuh kita terlebih khusus kesehatan mental kita.
Editor : Fabyan Ilat