“Daerah tropis yang lembap sangat tak kenal ampun terhadap pelestarian DNA pada tulang dan gigi manusia purba,” kata Brumm, dikutip dari The Guardian, Selasa (12/10/2021).
“Hanya ada satu atau dua kerangka pra-neolitik yang telah menghasilkan DNA purba di seluruh daratan Asia Tenggara," ujarnya.
Para peneliti menggambarkan Bessé sebagai "fosil genetik". Pengurutan genetik menunjukkan dia memiliki sejarah leluhur yang unik yang tidak dimiliki oleh siapa pun manusia yang hidup hari ini.
Sekitar setengah dari susunan genetik Bessé mirip dengan penduduk asli Australia saat ini dan orang-orang dari New Guinea dan pulau-pulau Pasifik Barat.
“Nenek moyangnya akan menjadi bagian dari awal pergerakan manusia purba dari daratan Asia melalui pulau-pulau Wallacean menuju apa yang sekarang kita sebut Sahul, yang merupakan gabungan daratan zaman es Australia dan Nugini,” ujar Brumm.
Anehnya, DNA Bessé juga menunjukkan hubungan dengan Asia timur, yang bertolak belakang dengan apa yang sebelumnya diketahui tentang garis waktu migrasi ke Wallacea.
Editor : Norman Octavianus