get app
inews
Aa Read Next : Kanwil Kemenkumham Sulut Gelar Upacara Peringatan ke 116 Hari Kebangkitan Nasional

Climate Change; Ini 9 Bahaya Bencana, Nomor 4 Ancaman di Sulawesi Utara

Sabtu, 16 Oktober 2021 | 09:08 WIB
header img
Climate Change, bahaya baru pasca Covid-19. (Istimewa)

MANADO, iNews.id – Climate Change atau perubahan iklim, mulai memuncak sejak 2020. Tahun lalu menjadi tahun terpanas karena emisi gas rumah kaca di atmosfer capai level baru, sehingga suhu bumi naik 1.1 derajat celcius. Berbagai literatur ilmiah memerediksi bencana dengan risiko besar akan melanda Indonesia hingga 2100. Jika manusia gagal menahan laju pemanasan bumi di atas 2 derajat celcius dibanding masa pra-industrsi tahun 1800-1850, bumi tak akan sanggup menanggungkan bencananya. Sekarang saja banyak penelitian menghitung dunia akan gagal menahan suhu bumi naik 1.5 deraja celcius pada 2050 karena tak ada kebijakan dan aksi nyata serius untuk mencegahnya. Pun, Sulawesi Utara, jadi ancaman terutama dengan bahaya banjir bandang akan adanya Climate Change.

BACA JUGA: Tim Maleo Tangkap Tukang Ojek Pemerkosa di Pandu

Berikut 9 Bahaya Climate Change:


1. Gelombang Panas

Kemungknan ada tiga gelombang panas yang ekstrem pada 2020-2052. Setelah itu gelombang panas ekstrem akan berualang tiap dua tahun antara tahun 2068-2100. Para ahli memerediksi gelombang suhu panas ekstrem ini sama dahsyatnya dengan panas ekstrem di rusia pada 2010 yang menewaskan 55.000 orang, menghancurkan sekira 9 juta hektare lahan pertanian, membunuh semua burung di Moskow dan menyebabkan kebakaran hutan.


2. Curah Hujan. (istimewa)

Kalimantan timur dan sumatera timur diprediksi mengalami pemanasan hampir 4 derajat celcius dan curah hujan berkurang 12 persen pada 2070-2100. Akibatnya, ada sekira 55 hari bahaya kebakaran ekstrem per tahun di Kalimantan Timur pada 2070-2100, dibandingkan dengan hanya 14 hari seperti pada masa sebelum 1990. Di sumatera timur, jumlah hari bahaya kebakaran ekstrem setiap tahun naik dari 17 menjadi 64 hari.


3. Kekeringan Hebat. (Istimewa)

Berkurangnya curah hujan pada periode antar musim akan turun. Ini akan mengakibatkan 20-40 persen kawasan Kalimatan bagian selatan dan sumatera bagian utara lebih kering pada 2071-2100 dan 30-40 persen di Jawa serta Sumatera Selatan. Jawa timur, yang sudah dilanda kekeringan, kemungkinan kekeringannya naik 45 persen. Sementara itu, Kalimantan Timur akan mengalami indeks kekeringan sebesar 893-naik dua kali lipat dibanding sebelum 1990 yang hanya 460. Sedangkan indeks kekeringan Sumatera Timur sebesar 960 naik dari 545 sebelum 1990.

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut