Injili E I Mamangkey. (istimewa)
Artikel Mahasiswa
OLEH : Injili E I Mamangkey
NIM: 21304054
Tema : Kesehatan
Kelas 1B Akuntansi Universitas Negeri Manado
Covid-19 awalnya hanya dianggap flu biasa dan akhirnya menjadi pandemi. Sudah banyak korban meninggal dunia karena pandemi ini.
Banyak pihak yang menyayangkan lambatnya penanggulangan kasus ini, pemerintah dianggap lambat dalam menangani masalah ini. Mungkin kalau ditangani sejak awal tidak akan banyak korban meninggal dan tidak akan banyak penularan yang terjadi. Akan tetapi kita juga tidak bisa serta merta menyalahkan pemerintah, karena kasus ini tidak akan bisa diatasi tanpa adanya kerja sama semua pihak.
BACA JUGA: Pemilihan Pelsus GMIM; Kalo Tuhan So Pilih Jang Tolak, Kalo Tuhan Nda Pilih Jang Bapaksa
Masyarakat sendiri awalnya juga menganggap remeh virus ini. Mereka menganggap bahwa indonesia akan aman-aman saja. Himbauan-himbauan yang diberikan oleh pemerintah juga dianggap angin lalu.
Mereka lebih percaya terhadap berita-berita yang di share melalui media sosial, dan mereka dengan mudahnya ikut menyebar luaskannya tanpa proses verifikasi kebenaran dari berita tersebut. Mendadak semua menjadi dokter, semua menganggap setiap berita yang dibaca adalah berita yang valid. Akibatnya mereka sangat percaya diri bahwa mereka tidak akan tertular oleh virus tersebut.
Social distancing yang digaungkan pemerintah juga tidak dianggap. Banyak masyarakat masih berkumpul dengan mengabaikan protokol kesehatan. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah orang yang terpapar covid-19 semakin hari semakin banyak. Akan tetapi masyarakat masih belum sadar terhadap bahaya virus ini. Sebenarnya pemerintah juga sudah melakukan banyak upaya untuk menekan penyebaran virus ini. Seperti mengkampanyekan protokol kesehatan, social distancing, pembatasan sosial beskala besar dan terakhir new normal.
Masyarakat selalu dihimbau untuk menjaga kebersihan tangan, tangan adalah media penyebaran virus paling utama, bersihkan tangan dengan menggunakan cairan pencuci tangan atau handsanitizer meskipun tangan tidak terlihat kotor, jika tangan kotor bersihkan dengan menggunakan sabun. Biasakan mencuci tangan setelah dari lingkungan luar atau memegang sesuatu. Cara mencuci tangan harus mengikuti aturan standar yang sudah ada, yaitu mencuci tangan bagian dalam, punggung, sela-sela dan ujung-ujung jari. Kemudian yang kedua jangan menyentuh wajah, dengan adanya pandemi covid-19 tangan menjadi media paling mudah terkena virus, usahakan tidak menyentuh wajah, menggaruk-garuk wajah khususnya mata, hidung dan mulut.
Tangan kita bisa saja terdapat virus yang diperoleh dari aktifitas yang kita lakukan di luar rumah. Jika tangan tidak bersih dan kemudian menyentuh wajah maka virus dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh.
BACA JUGA: Cek Zodiak Anda Hari Ini (1)
Selanjutnya menggunakan masker, gunakan masker saat anda keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain. Protokol kesehatan selanjutnya yaitu menjaga Jarak, untuk menghindari terjadinya paparan virus dari orang ke orang lain, kita harus senantiasa menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter. Kita dilarang untuk berkumpul dan berkerumunan untuk meminimalisir kontak fisik dengan orang lain.
BACA JUGA: 7 Petinju Sulut Legendaris di Indonesia, Nomor 4 Ikut Olimpiade Athena 2004
Upaya tersebut tidak akan ada artinya jika masyarakat tidak mematuhinya. Pandemi ini memang sangat berdampak besar bagi kehidupan masyarakat. Terutama sangat berdampak kepada perekonomian masyarakat sendiri. Satu sisi mereka juga takut akan tertular virus ini, tetapi juga mereka berjuang untuk tetap dapat hidup ditengah pandemi ini. Sehingga banyak masyarakat yang saling menyalahkan satu sama lain. Yang sudah patuh diam dirumah menyalahkan yang masih keluar dijalan. Padahal kalau boleh memilih mereka juga mau tinggal diam dirumah, akan tetapi mereka tidak punya pilihan tersebut karena haru bebekerja Semoga pandemi ini akan segera berakhir, sehingga kita bisa hidup normal kembali seperti dulu .
Editor : Fabyan Ilat