Sejarah Kolintang, Alat Musik Tradisional Minahasa yang Meriahkan Natal Nasional 2024

Norman Octovianus
Alat Musik Kolintang yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Foto/Istimewa

MANADO, iNewsManado.id – Kolintang merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Alat musik ini dikenal sebagai instrumen perkusi melodis, yang sering dimainkan dalam grup musik. Meskipun sudah ada sejak zaman dahulu, kolintang tetap menjadi bagian integral dari budaya masyarakat Sulawesi Utara.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai sejarah, asal usul, fungsi, dan cara memainkan kolintang secara lebih mendalam dirangkum berbagai sumber.

Kolintang adalah alat musik yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Nama kolintang sendiri diduga berasal dari bunyi yang dihasilkan oleh alat musik ini, yakni "tong" untuk nada rendah, "ting" untuk nada tinggi, dan "tang" untuk nada tengah. Dari gabungan bunyi ini, lahirlah nama kolintang yang kini dikenal luas.

Pada awalnya, kolintang dibuat sebagai alat musik akustik, namun seiring perkembangan teknologi, kolintang juga mengalami inovasi menjadi versi elektronik yang memanfaatkan teknologi digital.

Di masa lalu, kolintang digunakan dalam berbagai upacara adat dan keagamaan, seperti acara kematian, pernikahan, dan upacara keagamaan lainnya. Saat ini, kolintang telah menjadi bagian dari hiburan dan kegiatan seni budaya, serta berperan dalam melestarikan tradisi daerah.

Kolintang tradisional terbuat dari kayu yang memiliki tekstur padat, dengan serat yang tersusun secara horizontal. Kayu yang digunakan biasanya adalah kayu telur, bandaran, benuang, dan kakinik. Setiap set kolintang terdiri dari 6 hingga 12 bilah kayu yang memiliki ukuran berbeda. Ukuran-ukuran ini menghasilkan tangga nada yang bervariasi, mulai dari nada rendah hingga nada tinggi.

Kolintang juga memiliki pembagian suara yang spesifik dalam bahasa Minahasa, di antaranya adalah loway (bass), cella (cello), karua (tenor 1), karua rua (tenor 2), uner (alto 1), uner rua (alto 2), katelu (ukulele), ina esa (melodi 1), ina rua (melodi 2), dan ina taweng (melodi 3).

Kolintang memiliki banyak fungsi dalam masyarakat Minahasa. Secara umum, alat musik ini berperan sebagai pengiring dalam pertunjukan seni budaya, seperti tarian dan lagu daerah, baik dalam acara formal maupun informal. Selain itu, kolintang juga digunakan sebagai sarana hiburan dan alat komunikasi antarwarga.

Alat musik ini juga penting dalam mempererat solidaritas sosial dan kebersamaan di kalangan masyarakat. Kolintang sering dimainkan dalam acara-acara keagamaan dan tradisional, seperti pernikahan, peresmian rumah baru, dan pesta panen. Dalam beberapa upacara adat, kolintang bahkan dijadikan simbol kekuasaan dan martabat.

Dengan demikian, kolintang bukan hanya sekadar alat musik hiburan, tetapi juga memiliki nilai sosial dan budaya yang sangat mendalam bagi masyarakat Minahasa.

Editor : Fabyan Ilat

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network