TOKYO, iNews.id – China akhirnya memutuskan mengundurkan diri sebagai tuan rumah Piala Asia 2023 akibat tingginya penularan Covid-19.
Hal itu telah disampaikan kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pada pekan lalu. Diketahui, tingkat penularan Covid-19 di China kembali membeludak.
BACA JUGA: Terungkap! Ini Alasan Ustaz Abdul Somad Dilarang Masuk Singapura
Pemerintah dan pihak terkait setempat terus mengambil langkah penekanan penyebaran Covid-19.
Dilansir Reuters, Rabu (18/5/2022), Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) telah didekati secara informal tentang kemungkinan menggantikan China sebagai tuan rumah Piala Asia tahun depan, kata Ketua Kozo Tashima kepada Nikkan Sports.
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) mengumumkan Sabtu lalu bahwa China telah menarik diri dari menjadi tuan rumah kejuaraan kontinental 24 tim, dengan alasan situasi COVID-19 di negara itu.
BACA JUGA: Perang Saudara Bakal Pecah di Myanmar, Kubu Anti Pemerintah Minta Senjata ke Negara Eropa
"Kami dibujuk," kata Tashima kepada surat kabar itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
"Jika Jepang bisa menjadi tuan rumah, tidak diragukan lagi itu akan sangat menarik."
Jepang memiliki infrastruktur stadion yang siap untuk menggelar turnamen pada Juni dan Juli tahun depan, setelah menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2002, pameran global rugby pada 2019 dan turnamen sepak bola Olimpiade tahun lalu.
Tuan rumah potensial lainnya seperti Qatar, Arab Saudi, dan Australia akan membutuhkan turnamen tersebut diundur ke akhir 2023 atau awal 2024.
Qatar, yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia akhir tahun ini, dan Arab Saudi akan tidak ramah di pertengahan tahun karena panasnya musim panas, sementara Australia menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia wanita pada bulan Juli dan Agustus 2023.
Olimpiade Tokyo tahun lalu diadakan dalam gelembung bio-aman dengan kerumunan lokal terbatas karena kekhawatiran para atlet dan ofisial menyebarkan virus corona baru.
Jepang mengatakan pada hari Selasa, bagaimanapun, bahwa mereka akan mulai melakukan "wisata uji" dalam bentuk paket wisata terbatas pada bulan Mei sebagai cara mengumpulkan informasi sebelum pembukaan kembali penuh negara itu untuk pariwisata.
Editor : Fabyan Ilat