MANILA, iNews.id – Jelang pelaksanaan Pemilihan presiden (Pilpres) di Filipina, jajaran polisi dan militer siaga satu, Minggu (8/5/2022).
Rakyat Filipina memberikan suara pada hari Senin (9/5/2022) untuk memilih pengganti Presiden Rodrigo Duterte, seorang wakil presiden, 12 senator, ratusan anggota kongres dan ribuan gubernur, walikota dan anggota dewan provinsi dan kota dilansir Reuters.
BACA JUGA: Ledakan Gas di Hotel Havana, Pencarian Korban di Reruntuhan Terus Dilakukan
Pemilihan presiden adalah pertandingan ulang antara Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr., putra dan senama mendiang diktator negara itu, dan Leni Robredo, pengacara hak asasi manusia yang mengalahkannya dengan tipis dalam kontes wakil presiden 2016.
Tiga bulan kampanye yang memecah belah berakhir pada hari Sabtu, dengan Marcos dan Robredo membuat tawaran terakhir untuk mempengaruhi pemilih yang ragu-ragu dengan pesan patriotik dan optimis.
Duterte tidak mendukung calon presiden, tetapi partainya mendukung kandidat terdepan Marcos dan pasangannya, putri Duterte, Sara Duterte-Carpio.
"Kami siap untuk segala kemungkinan," kata kepala Angkatan Bersenjata Letnan Jenderal Andres Centino dalam jumpa pers dengan perwira polisi yang bertanggung jawab Letnan Jenderal Vicente Danao dan pejabat komisi pemilihan senior.
"Kami berkomitmen ... untuk memastikan bahwa kami memiliki pemilihan yang aman, akurat, bebas dan adil besok."
Kekerasan politik, tuduhan kecurangan dan pembelian suara merusak pemilihan sebelumnya di Filipina. Tetapi polisi mengatakan mereka telah mencatat pelanggaran terkait pemungutan suara yang jauh lebih sedikit daripada pemilihan umum 2016 dan pemilihan paruh waktu 2019.
“Mudah-mudahan kita bisa menjaga ketentraman ini hingga hari terakhir proses pemilu kita,” kata Danao.
Juru bicara Kepolisian Nasional Filipina Jean Fajardo mengatakan kepada pengarahan lain bahwa situasi pra-pemilu "relatif damai", dengan 16 pelanggaran terkait pemilu, termasuk penembakan di provinsi Nueva Ecija dan Ilocos Sur.
Editor : Fabyan Ilat