get app
inews
Aa Read Next : Gempabumi Tektonik M 5,3 di Bolsel, Tidak Berpotensi Tsunami

Wow! GPS Deteksi Tsunami Lebih Baik Dibanding Sensor Seismik

Sabtu, 07 Mei 2022 | 12:18 WIB
header img
Ilustrasi Tsunami. (F: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id – Sebuah penelitian menemukan bahwa sinyal GPS lebih baik deteksi Tsunami dibandin sensor gelombang seismik.

Peneliti dari University College London menemukan fakta GPS justru diyakini jauh lebih murah karena sistem perangkatnya memang sudah sangat tersedia dan matang.

BACA JUGA: Amerika Serikat Siapkan Paket Senjata Rp2,2 Triliun untuk Ukraina

Mereka juga telah menentukan bahwa GPS dapat memberikan informasi yang lebih rinci daripada sistem deteksi saat ini.

Hal itu memungkinkan pihak berwenang untuk mengeluarkan peringatan yang lebih akurat sebelum dampak tsunami di pantai. Diketahui tsunami terbentuk ketika air laut dipindahkan secara dramatis oleh gempa bumi, tanah longsor atau letusan gunung berapi. Di laut dalam, gelombang biasanya kurang dari satu kaki tingginya, tetapi saat mendekati daratan dengan kecepatan hingga 500 mil per jam, mereka tumbuh tinggi dengan cepat sebelum membanjiri garis pantai.

BACA JUGA: Resmi! Chelsea Dibeli Konsorsium Amerika Serikat Rp75 Triliun

Dalam penelitian yang dilakukan University College London ternyata jaringan GPS dapat mendeteksi gelombang ini jauh sebelum mencapai daratan.

Pasalnya meski gangguan di permukaan laut sedikit, itu cukup untuk menciptakan efek riak melalui atmosfer. Saat udara didorong ke atas, gelombang akustik bergerak sampai ke ionosfer, sekitar 186 mil di atas bumi, memperbesar skala saat bergerak.

Di sana, kerapatan elektron di ionosfer berkurang oleh gelombang, yang secara langsung memengaruhi sinyal radio yang dikirim dari satelit GPS ke penerima di darat.

Ini berbeda dengan sensor gelombang seismik. Saat ini, peringatan tsunami dikeluarkan berdasarkan aktivitas seismik.

Peringatan tersebut belum tentu sangat akurat, hanya menunjukkan bahwa tsunami mungkin terjadi di beberapa titik dalam waktu dekat, tetapi memberikan sedikit detail lainnya.

“Pada tahun 2011, sistem peringatan Jepang meremehkan tinggi gelombang. Peringatan yang lebih baik mungkin telah menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerusakan luas yang terjadi, memungkinkan orang untuk naik ke tempat yang lebih tinggi dan lebih jauh dari laut,” kata Profesor Serge Guillas dari Ilmu Statistik UCL dan Institut Alan Turing dan penulis senior makalah tersebut.

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut