Gedung 6 Lantai di China Runtuh, Puluhan Orang Terjebak di Reruntuhan Lebih dari 50 Jam

GEDUNG 6 Lantai di Kota Changsha, China Tenggara, runtuh. Kejadian itu membuat dua orang terjebak di reruntuhan lebih dari 50 jam.
Dikutip Reuters, bangunan itu menampung bioskop, kedai kopi, restoran, dan hotel, runtuh pada Jumat (29/4/2022), menjebak 23 orang di dalamnya.
BACA JUGA: Awas! Puncak Arus Balik Diprediksi 6-8 Mei 2022
Lebih dari dua hari dalam operasi pencarian dan penyelamatan, video menunjukkan penyelamat membawa seorang wanita keluar dengan tandu pada pukul 16:30 waktu setempat pada hari Minggu.
Orang lain dibawa keluar hidup-hidup dari puing-puing di malam hari, media pemerintah China melaporkan.
Presiden Xi Jinping pada hari Sabtu menginstruksikan tim pencari untuk menyelamatkan para korban "dengan segala cara" dan memerintahkan penyelidikan atas keruntuhan itu.
Sejauh ini tujuh orang telah ditarik keluar hidup-hidup dari puing-puing sementara lebih dari 15 lainnya masih terjebak. 39 orang lainnya yang berada di sekitar lokasi bangunan ketika roboh belum dihitung.
BACA JUGA: Dipasok ke Ukraina, Taiwan Tunda Kirim Rudal Stinger ke Amerika Serikat
Setelah keruntuhan, polisi setempat mengatakan mereka telah menangkap sedikitnya sembilan orang, termasuk pemilik dan tiga orang yang bertanggung jawab atas desain dan konstruksi untuk penilaian keamanan palsu untuk sebuah wisma di lantai empat hingga enam gedung itu.
Polisi mengatakan Perusahaan Pengujian Teknik Hunan Xiangda telah mengeluarkan laporan keselamatan palsu pada 13 April.
Foto-foto menunjukkan bagian depan bangunan sebagian besar utuh, sementara bagian belakang tampak runtuh dengan sendirinya. Menurut media lokal, penyewa telah membuat perubahan struktural pada bangunan.
Petugas pemadam kebakaran mengatakan kepada CGTN bahwa operasi penyelamatan terhambat oleh "ruang terbatas" yang tersedia untuk alat berat untuk mengangkat puing-puing.
Wang Yong, anggota dewan negara bagian yang ditunjuk pemerintah, dikirim untuk memimpin tim untuk "membimbing pekerjaan penyelamatan dan tanggap darurat".
Editor : Fabyan Ilat