get app
inews
Aa Text
Read Next : NATO Didesak Beri Keanggotaan kepada Finlandia dan Swedia

Tepikan Konflik Rusia-Ukraina, Turki Berjanji Dukung NATO

Senin, 02 Mei 2022 | 10:34 WIB
header img
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. (F: Reuters)

ANKARA, iNews.id – Pemerintah Turki menegaskan tetap pasang badan untuk NATO. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. Meski terjadi perdebatan terkait perang Rusia-Ukraina, Turki mengklaim tidak "tidak berniat" campur tangan dalam konflik Ukraina-Rusia, Minggu (1/5/2022).

BACA JUGA: Alamak! 1.384 Karyawan tak Terima THR Idul Fitri

Namun dia berjanji bahwa negaranya akan menanggapi setiap serangan terhadap sekutu NATO. Sepanjang konflik, Turki telah berusaha menyeimbangkan hubungannya dengan aliansi dan Rusia.

“Posisi NATO jelas. Aliansi itu tidak berniat ikut campur dalam konflik Ukraina," ungkap Cavusoglu kepada wartawan pada Minggu setelah melakukan perjalanan ke Amerika Latin.

Namun, diplomat top Turki itu menambahkan, “Jika terjadi serangan sekecil apa pun terhadap sekutu mana pun, kami akan merespons secara memadai."

BACA JUGA: Ribuan Penduduk Desa di New Mexico Dievakuasi Akibat Kebakaran Hutan

NATO bukan peserta langsung dalam konflik Ukraina, tetapi negara-negara anggotanya telah mengirimkan senjata dan amunisi ke pemerintah Volodymyr Zelensky, AS telah berbagi intelijen dengan Kiev, dan pasukan Ukraina sedang dilatih di pangkalan NATO di Eropa.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menuduh NATO "pada dasarnya berperang dengan Rusia melalui proxy dan mempersenjatai proxy itu."

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan pemain luar agar tidak campur tangan dalam konflik pekan lalu. Dia mengancam akan melepaskan "respon cepat-kilat” jika keamanan Rusia terancam.

Meskipun anggota NATO, Turki memiliki beberapa sistem senjata Rusia, dan langkahnya membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia membuatnya dikeluarkan dari program jet tempur F-35 AS pada 2019.

Turki telah berusaha mempertahankan hubungan dengan aliansi dan Moskow sejak operasi Rusia di Ukraina dimulai pada Februari.

Turki telah menjual drone Bayraktar yang diproduksi di dalam negeri ke Ukraina, tetapi menolak menjatuhkan sanksi pada Moskow.

Sementara itu, Istanbul telah menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara negosiator Ukraina dan Rusia, dan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah pembicaraan antara Putin dan Zelensky. Pembicaraan semacam itu belum terwujud, dan dalam wawancara akhir bulan lalu dengan CNN Turk, Cavusoglu mengatakan, “Ada negara-negara di dalam NATO yang ingin perang berlanjut untuk membuat Rusia lebih lemah.” Namun, dia tidak menyebutkan salah satu negara itu. Diplomat itu mengatakan beberapa pemimpin Amerika Selatan telah menawarkan menengahi antara Rusia dan Ukraina, termasuk Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang dilaporkan menawarkan mengunjungi Moskow untuk melakukan pembicaraan. "Venezuela memiliki hubungan baik dengan Rusia. Baik Brasil dan Venezuela telah mengatakan perang harus dihentikan," papar Cavusoglu. "Kami mengatakan kami ingin berkontribusi pada upaya itu."

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut