JAKARTA, iNews.id – Demo mahasiswa berlangsung selama 1 jam di gedung DPR RI.
Terjadi dialog antara pimpinan DPR dan perwakilan mahasiswa yang berbicara.
Diketahui, demo 21 April 2022 masih dengan sejumlah tuntutan terkait perkembangan bangsa, persoalan masyarakat dan sejumlah hal lain.
BACA JUGA: Mata Dunia Terbelalak Saat Bung Karno Pidato di Rapat Mejelis PBB Kutip Alquran Surat Al Hujarat
Di DPR, mahasiswa diterima Sufmi Dasco Ahmad dan Rachmat Gobel yang menerima 15 orang perwakilan demonstran dari kelompok buruh dan juga mahasiswa.
Dalam audiensi yang berlangsung sekitar 1 jam ini, mereka mengeluhkan soal Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Ciptaker) sampai pengekangan demokrasi di lingkungan kampus.
Aldi dari perwakilan Komite Revolusi Pendidikan Indonesia berafiliasi dengan Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) menyampaikan bahwa 75 ribu anak putus sekolah.
Hal ini akibat badai pandemi dan pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang. Bahkan orangtua di rumah mulai menjerit, banyak teman-teman mereka harus di-drop out (DO) dari kampus lantaran pengekangan kebebasan berekspresi, dan karena itulah mereka harus turun ke jalan.
“Kita harus turun ke jalan menyampaikan aspirasi. Kembalikan kebebasan berekspresi di kampus, banyak teman kami di-DO,” ujar Aldi, Kamis (21/4/2022).
BACA JUGA: Ketua Parpol Paling Lama, Megawati Soekarnoputri: Kapan Aku Suruh Berhenti Ya
Kemudian, perwakilan mahasiswa dari Universitas Gunadarma juga mengkritisi soal revisi Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) secara sembunyi-sembunyi, karena sampai hari ini pun Naskah Akademiknya belum kunjung dipublikasi. Pihaknya melihat ada upaya mempertajam praktik-praktik liberalisasi pendidikan dan wacana-wacana pendidikan naik.
“Setelah memperhatikan peta jalan pendidikan kita sudah ada kampanye di kampus-kampus terkait RUU Sisdiknas, tapi naskah akademik belum dibuka ke publik,” ungkapnya.
Editor : Fabyan Ilat