get app
inews
Aa Text
Read Next : Sentil Perang Rusia-Ukraina, Jokowi Buka KTT G20 di Bali

Nekat! Pasukan Khusus Inggris Turun Ukraina Latih Warga Gunakan Senjata

Sabtu, 16 April 2022 | 20:40 WIB
header img
Pasukan khusus inggris melatih warga menggunakan senjata perang. (Foto: Reuters)

KIEV, iNews.id – Langkah nekat dilakukan salah satu anggota pasukan khusus Inggris Special Air Service (SAS).

Kedatangan pasukan khusus ini tujuannya melatih warga menggunakan senjata perang.

Menurut militer Kiev, kehadiran pasukan khusus tersebut untuk melatih warga cara menggunakan peluncur rudal anti-tank NLAW. Pasukan Inggris dan negara lain sebenarnya sudah melatih Ukraina jauh hari sebelum invasi Rusia dimulai.

Namun, para instruktur London ditarik pulang dua bulan lalu atau menjelang agresi militer Moskow. Kapten Yury Mironenko, salah seorang komandan militer Ukraina, mengonfirmasi kepada The Times perihal kehadiran pasukan SAS. Unit yang menerima pelatihan pasukan khusus Inggris itu ditempatkan di sekitar Ibu Kota Ukraina, Kiev.

“Kami telah menerima bantuan militer besar-besaran dari Inggris,” kata Mironenko kepada surat kabar tersebut, yang dilansir Sabtu (16/4/2022).

"Tetapi orang-orang yang tahu cara menggunakan NLAW ada di tempat lain, jadi kami harus membuka YouTube untuk belajar sendiri," katanya, menambahkan bahwa perwira Inggris berada di unit mereka dua minggu lalu. Kementerian Pertahanan Inggris menolak untuk mengonfirmasi apakah pasukan komando Inggris telah mengunjungi Ukraina.

Menteri Angkatan Bersenjata James Heappey, bagaimanapun, mengatakan minggu ini bahwa sekelompok tentara Ukraina akan melakukan perjalanan ke Inggris untuk pelatihan.

London telah menjadi salah satu pemasok senjata utama Kiev, mengirimkan senjata mulai dari sistem rudal anti-tank dan rudal anti-pesawat hingga kendaraan lapis baja.

Perdana Menteri Boris Johnson melakukan kunjungan mendadak ke Kiev pekan lalu, di mana ia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan menjanjikan lebih banyak dukungan.

Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan Perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014.

Serangan itu juga dimulai setelah Moskow mengakui dua republik Donbass di Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk, sebagai negara merdeka.

 

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut