JAKARTA, iNews.id – Artikel kali ini membahas persamaan dan perbedaan TBC dan Covid-19. Dua hal ini sangat berpengaruh di Indonesia. Covid-19 telah melanda Indonesia sejak awal 2020 lalu, sehingga tuberkulosis (TBC) tidak lagi menjadi fokus perhatian.
Padahal, Indonesia masuk dalam 8 besar negara penyumbang kasus TBC terbanyak di dunia bersama dengan Nigeria, Afrika Selatan, Pakistan, India, China, Bangladesh, dan Filipina. Dr. Sry Dhuny Sp.P, Dokter Spesialis Paru (PDPI Jakarta) mengatakan, TBC tidak kalah penting untuk diperhatikan karena ini juga merupakan penyakit menular.
Bahkan, ia mengatakan, ada 11 orang meninggal setiap 1 jam akibat TBC. "Berapa orang yang meninggal akibat kecelakaan setiap 1 jam? Sedangkan TBC ada 11 orang meninggal," kata dr. Sry dalam webinar World Tuberculosis Day 2022 , Kamis (24/3/2022).
Dokter Sry juga mengatakan bahwa TBC memiliki beberapa persamaan dengan Covid-19. Untuk lebih memahami, yuk simak poin berikut ini. Sama-sama Disebabkan oleh Virus TBC disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberkulosis yang ditemukan oleh Robert Koch pada 24 Maret 1882.
Sedangkan Covid-19 disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang ditemukan pada 2019.
Selain merupakan penyakit yang sama-sama menular, TBC dan Covid-19 juga sama-sama menyerang saluran pernapasan. Namun, TBC dapat menyebar ke bagian tubuh lain (seperti TBC tulang, kelenjar, dan sebagainya).
Cara Penularan yang Berbeda Penularan TBC terjadi melalui percikan saat pasien TBC batuk, bersin, dan bicara sehingga droplet terbang ke udara lalu terhirup oleh orang lain.
Sedangkan Covid-19 menular melalui percikan saat orang yang telah terinfeksi bersin, batuk, melalui tetesan dari hidung, dan menempel di sebuah benda dan permukaan, kemudian disentuh orang yang sehat lantas menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Gejala yang Sedikit Berbeda Pada pasien TBC, umumnya mereka mengeluhkan demam, sakit kepala, letih atau lelah, batuk, berat badan turun, keringat malam, sesak napas, serta nafsu makan yang menurun. Pada pasien Covid-19, umumnya mereka mengeluhkan gejala yang sama.
Editor : Fabyan Ilat