KIEV, iNews.id – Kematian Brent Renaud koresponden perang Amerika Serikat di Kiev, memicu kemarahan di Washington.
Pasukan Rusia dilaporkan telah menembak mati jurnalis Amerika Serikat (AS) yang meliput perang di dekat Kiev, Ukraina . Washington marah dengan menyatakan Moskow akan menerima konsekuensinya.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada CBS News pada hari Minggu bahwa AS akan berkonsultasi dengan pemerintah Ukraina untuk menentukan bagaimana koresponden perang Amerika, Brent Renaud, terbunuh di Irpin, dekat Kiev.
Sumber Ukraina menyalahkan pasukan Rusia, tetapi rincian insiden itu masih belum jelas. "Saya akan berkonsultasi dengan rekan-rekan saya, kami akan berkonsultasi dengan Ukraina untuk menentukan bagaimana ini terjadi dan kemudian mengukur dan melaksanakan konsekuensi yang sesuai sebagai akibatnya," kata Sullivan kepada CBS News, yang dilansir Senin (14/3/2022).
“Ini adalah bagian tak terpisahkan dari apa yang telah menjadi agresi berani di pihak Rusia di mana mereka telah menargetkan warga sipil dan mereka telah menargetkan jurnalis,” katanya.
Masih belum jelas tanggapan seperti apa yang sedang dipertimbangkan AS. Presiden Joe Biden tetap bersikeras bahwa AS tidak akan melibatkan diri dalam perang di Ukraina, dan Sullivan menggemakan sentimen tersebut pada hari Minggu.
"Tetapi, jika Rusia menyerang, menembak, menembaki wilayah NATO, aliansi NATO akan menanggapi itu," ujar Sullivan.
Berita kematian Renaud pertama kali dilaporkan oleh kepala Polisi Wilayah Kiev Andrei Nebytov, yang membagikan gambar kartu pers New York Times milik Renaud dan mayat berlumuran darah–yang diduga sebagai jasad jurnalis tersebut.
Nebytov menuduh pasukan Rusia yang membunuh wartawan itu. New York Times mengeluarkan pernyataan tak lama kemudian yang mengatakan bahwa Renaud tidak sedang bertugas di Ukraina, dan terakhir bekerja untuk surat kabar itu pada tahun 2015.
Rekan Renaud, seorang fotografer Kolombia-Amerika yang disebut oleh The Guardian sebagai Juan Arredondo, terluka, dan mengatakan kepada wartawan lain di rumah sakit bahwa mereka ditembak setelah mereka didorong melewati pos pemeriksaan karena merekam para pengungsi yang meninggalkan Irpin.
Editor : Fabyan Ilat