MINAHASA, iNewsManado.id – Prabowo Subianto resmi dilantik menjadi Presiden RI ke 8 pada Minggu (20/10/2024). Dibalik pelantikan itu, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mencatatkan sejarah sebagai pasangan yang meraih suara terbanyak dalam sejarah pemilihan kepala Negara di dunia. Pasangan Prabowo Gibran meraih suara sebanyak 96 juta!
Selain itu, Prabowo Subianto juga mencatatkan sejarah sebagai Presiden RI pertama yang berdarah Sulawesi Utara. Itu dikarenakan, Prabowo Subianto memiliki darah Minahasa, Sulawesi Utara dari sosok Ibunya Dora Sigar yang berasal dari Langowan.
Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Sigar, oragntua Prabowo Subianto ketika berada di Langowan, Minahasa. Foto/Istimewa
Pada artikel ini, Langowan yang merupakan kampung halaman Prabowo Subianto akan diulas lengkap.
Sekadar diketahui, Langowan merupakan salah satu wilayah dan kecamatan di Kabupaten Minahasa yang memiliki puluhan desa.
Nah, bagaimana sejarah dan asal mula Langowan? Pada kurun waktu tahun 1900-1920, merupakan tahun bersejarah bagi Langowan. Masuknya penginjilan Johann Gottlieb Schwarz yang berasal dari Jerman (yang kini diabadikan sebagai patung di depan Gereja Schwarz Sentrum Langowan) jadi salah satu momentum terciptanya nama Langowan.
Dikutip berbagai sumber, langowan dahulunya merupakan distrik yang belum memiliki nama dan ditinggali masyarakat tradisional.
Tepat di area yang saat ini dibangun gereja GMIM Schwarz, dulunya merupakan tempat perkumpulan warga lokal dalam pelaksanaan berbagai upacara adat.
Di tempat itu, dulunya bertumbuh sebuah pohon besar yang dianggap keramat karena dijadikan tempat memanggil dan mendengarkan suara burung Wala oleh walian dan tonaas yang dalam bahasa Tountemboan disebut Wates yang daunnya lebat dan pada batangnya terdapat lobang besar yang dalam bahasa Toutemboan disebut rangow.
Dalam bahasa Tountemboan rangow berarti lubang. Namun dengan penambahan suku kata an, maka otomatis menjadi rangowan (berlubang). Arti tersebut bukan pada konteks gunung, tanah, atau tempat lainnya. Arti kata rangowan itu terarah pada sebuah pohon kayu besar yang sekarang menjadi tempat berdirinya Gereja GMIM Schwarz Sentrum.
Prabowo Subianto saat dewasa ketika menghadiri ibadah pemakaman kakeknya. Foto/Istimewa
Penginjil Johann Gottlieb Schwarz lah yang jadi inspirasi nama Langowan. Karena bagi orang Eropa seperti Schwarz adalah sulit bagi lidahnya untuk mengucapkan kata “rangow”, dan huruf “R” yang diucapkannya menjadi huruf “L” sehingga “rangow” menjadi “Langow”. Sehingga jadilah “Langowan” disahkan menjadi nama daerah Langowan hingga sekarang.
Langowan merupakan tempat asal Ibunda Prabowo, Dora Marie Sigar. Langowan sendiri merupakan kota kecamatan di Kabupaten Minahasa dan memiliki puluhan desa. Pada kurun waktu tahun 1900-1920, seorang penginjil dari Jerman bernama Johann Gottlieb Schwarz datang dan menyebarkan ajaran Nasrani di tempat itu.
Di pusat keramaian Langowan, terdapat sebuah patung raksasa yang menjadi monumen untuk mengenang Johann Gottlieb Schwarz, penginjil Kristen yang menyebarkan Injil di tanah Minahasa. Patung ini kini menjadi ikon kota dan terletak di samping Gereja GMIM Sentrum Langowan.
Patung Schwarz yang baru, terbuat dari tembaga, merupakan sumbangan pribadi Letjen (Purn) Prabowo Subianto. Sementara itu, patung Schwarz yang lama telah dipindahkan ke kompleks makamnya di Desa Wolaang, Kecamatan Langowan Timur, tidak jauh dari lokasi monumen yang baru.
Ibunda Prabowo Subianto, Dora Marie Sigar lahir di Manado, 21 September 1921. Ayahnya bernama Philip FL Sigar dan ibunya bernama N. Maengkom. Dora menikah dengan Profesor Sumitro Djojohadikusumo pada 7 Januari 1946 di Jerman. Dora pertama kali bertemu Sumitro pada tahun 1954 saat ia belajar di sekolah Ilmu Keperawatan bedah di Kota Utrech, Belanda.
Dari perkawinan dengan pakar ekonomi Indonesia itu, Dora melahirkan dua orang putri yaitu Biantiningsih Miderawati Djiwandono dan Marjani Ekowati Le Maistre, serta dua orang putra yaitu Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Hashim Sujono Djojohadikusumo.
Editor : Fabyan Ilat