JAKARTA, iNewsManado.com - Bupati kabupaten Kepulauan Talaud Elly Engelbert Lasut sekaligus calon gubernur Sulut berkesempatan menghadiri undangan dalam talkshow iBreak yang merupakan program acara iNews TV pada Selasa (6/8/2024).
Kiki Chandra, host dalam talkshow tersebut menggali seluk beluk Talaud hingga pencapaian Elly Lasut di kabupaten yang berbatasan dengan Filipina tersebut.
Berikut beberapa rangkuman perbincangan Elly Lasut dalam iBreak iNews TV.
Host (H) : Bapak Ellie mungkin bisa jelaskan kepada masyarakat yang belum pernah mengunjungi talaud. Penggambaran wilayah itu seperti apa, Bapak Elly?
Elly Lasut (EL): Ya, Kabupaten Kepulauan Talaud itu adalah daerah perbatasan. Kita berdekatan dengan Mindanao, Filipina. Itulah disebut sebagai Kabupaten Talaud itu sebagai daerah perbatasan.
Kita memiliki kurang lebih 20 pulau di sana. 7 di antaranya dihuni. Dan ada kurang lebih sekitar 142 desa dan 11 kelurahan. Ada 19 kecamatan di sana. Dan Kabupaten Kepulauan Talaut itu adalah Kabupaten yang baru terpisah dari kebupaten Sangihhe dan Talaud. Jadi kita 22 tahun lalu.
H: Tadi Bapak sebutkan ini ada 20 pulau yang tujuhnya sudah dihuni ya Bapak ya. Lalu ini program-program apa saya sudah dilakukan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi disana.
EL: Iya Disana kebupaten Kepulauan Talaud itu memang masalah yang paling utama adalah faktor geografis. Bahwa kita Terkadang mengalami keterisolasi Baik itu dari Geografis maupun tantangan Cuaca dan sebagainya. Kadang ombak gelombang tinggi Itulah yang kemudian kita terisolasi Dengan kebupaten kota yang lain Atau dari pulau satu ke pulau yang lain Itu faktornya sering dihadapi oleh Warga Masyarakat Talaud. Sehingga Hal yang paling utama adalah bagaimana kita kemudian bisa menghadapi tantangan itu.
Ketika ombak gelombang besar Mereka ingin mendapatkan pelayanan kesehatan Mereka ingin meneruskan pendidikan atau sekolah, Itu semuanya perlu Di atasi. tantangan itu dan salah satu yang upaya yang kami lakukan adalah Bagaimana membangun satu Jaringan komunikasi yang kira-kira Bisa mengatasi keterisolasi an itu. Maka ini jadi tuntutan Karena pengelolaan pemerintahan sekarang harus berbasis IT.
Sekitar 6 bulan atau 7 bulan yang lalu. Kementerian desa sudah memberikan pada kami status. Kita sudah keluar dari daerah yang disebut tertinggal. Karena dari 90% desa di kabupaten Kepulauan Talaud yang dulunya kategori tertinggal, itu kemudian sekarang berubah. Sudah mengalami kemajuan. Dan kita disebut tidak lagi memiliki desa tertinggal. Sekarang ini kita ada desa maju dan mandiri. Apa artinya itu, mbak Kiki? Dua hal yang diakses yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan tidak lagi terisolasi.
Itu lah yang kemudian kita disebut daerah yang tidak lagi tertinggal atau desa-desa di kabupaten Talaud tidak lagi tertinggal. Berarti sampai sekarang sudah aman kalau kita sampaikan bahwa sudah tidak ada lagi desa tertinggal ya.
H: Kalau kita berbicara masalah pengangguran di sana, Pak, tingkat penganggurannya seperti apa? Mungkin bisa digabarkan kepada kami.
EL: Ya kita akui pengangguran di kabupaten Talaud yang lalu ketika masa-masa tahun 2020, awal-awal saya memerintah 5 tahun. Mengemban tugas di sana. Ya memang kondisinya sekitar 1 sampai 2,4 apa namanya angka pengangguran. Tapi akibat dari COVID kemarin itu kemudian kita agak meningkat sekitar 0,7% jadi 3,1% dan itu dampak dari COVID-19 kemarin. Kita sementara pemulihan dan juga ancaman inflasi yang sementara kita digalakan untuk menghadapi itu. Sehingga mbak Kiki, usaha yang kita lakukan itu kita berusaha betul untuk antara lain membangun potensi yang ada. Seperti misalnya di sana itu potensinya adalah kelapa, pala cengke dan perikanan.
Jadi kelapa-pala cengke ini, itu kemudian kita harapkan bisa mengakses harga yang tinggi, harga yang optimal, yang minimal tidak merugikan. Sehingga pekerjaan mereka di perkebunan atau pertanian itu membanggakan dan mereka tidak membutuhkan terlalu banyak untuk bisa jadi tenaga honor atau p3K di perkantoran dan sebagainya.
Editor : Fabyan Ilat