MANADO, iNewsManado.com – Kandidat menteri asal Sulawesi Utara berhembus ke publik pascapenetapan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Keberadaan para politikus Sulawesi Utara yang memiliki pencapaian mentereng di tingkat nasional jadi alasan.
Apalagi, beredar kabar nantinya kabinet Prabowo-Gibran akan menjadi 40 menteri.
Dikutip iNews.id pada Selasa (7/5/2024), Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Habiburokhman menilai isu yang beredar bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto akan membentuk 40 kementerian itu bagus.
"Buat saya bagus. Negara kita kan negara besar. Tantangan kita besar, target kita besar. Wajar kalau kita perlu mengumpulkan banyak orang, berkumpul dalam pemerintahan sehingga jadi besar," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (6/5/2024).
Ini 5 Kandidat Menteri asal Sulawesi Utara di Kabinet Prabowo-Gibran.
1. Hillary Briggitta Lasut
Hillary Lasut. Foto/Istimewa
Kandidat Menteri asal Sulawesi Utara di Kabinet Prabowo-Gibran berikutnya adalah Hillary Briggita Lasut. Politikus Demokrat ini pantas menduduki kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran karena sepakterjang dalam membantu masyarakat yang mengalami ketidakadilan, seperti penanganan Hillary Lasut terkait seleksi Polri yang memunculkan kontroversi pada 2022 silam. Paham masalah hukum karena berlatarbelakang pendidikan hukum, HBL sebutan tenar Hillary adalah generasi muda yang nantinya akan masuk di kabinet prabowo Gibran. Apalagi, partai demokrat yang merupakan partai HBL bernaung memiliki kedekatan emosional dengan Prabowo dan Gibran.
Hillary resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Hukum dari UPH usai dinyatakan lulus dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Hukum di Grand Chapel UPH Lippo Village, Karawaci, Tangerang, pada Sabtu, 12 Agustus 2023. Dia meraih predikat cum laude melalui disertasi berjudul ‘Penerapan Konsep Restorative Justice Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Pasca Putusan MK Nomor 25/PUU-XIV/2016’.
2. Christiany Paruntu
Tetty Paruntu. Foto/Istimewa
Kandidat Menteri asal Sulawesi Utara di Kabinet Prabowo-Gibran yang pertama ada nama Christiany Eugenia Paruntu. Tetty, sebutan akrab Christiany Paruntu, diketahui merupakan ketua DPD Partai Golkar Sulawesi Utara yang juga mantan bupati Minahasa Selatan dua periode.
Sosok Tetty Paruntu disebut kans besar diangkat menteri di kabinet Prabowo-Gibran karena faktor masuknya Golkar di Koalisi Indonesia Maju (KIM). Selain itu, Tetty dianggap layak karena pada 2019 silam, dia sempat dipanggil Presiden Jokowi dalam agenda penetapan menteri, namun belakangan nama Tetty hilang dari komposisi menteri pada waktu itu. Tetty memiliki kapasitas baik dalam segi pengelolaan pemerintahan, dan pembangunan infrastruktur serta punya relationship baik dari beberapa pengusaha kakap di Indonesia.
Tetty menghasilkan pembangunan besar di Minahasa Selatan selama dia menjabat bupati. Peningkatan infrastruktur dilakukan dengan pembangunan dua jalur di pusat kota Amurang. Serta membangun jalan alternatif di sekitar area pusat kota melewati pesisir pantai. Tetty juga berhasil melobi pembangunan SMK pelayaran di Minsel dan mampu menggolkan Captikus, minuman tradisional Sulawesi Utara yang tercatat menjadi minuman resmi di Indonesia dengan sistem penjualan yang menggunakan cukai.
3. Jerry Sambuaga
Jerry Sambuaga. Foto/Istimewa
Sosok Jerry Sambuaga menjadi nama kedua kandidat Menteri asal Sulawesi Utara di Kabinet Prabowo-Gibran. Jerry Sambuaga saat ini menduduki Wakil Menteri Perdagangan. Dia merupakan politikus Golkar sekaligus putra dari sesepuh Golkar, Theo Sambuaga.
Jerry Sambuaga merupakan generasi muda yang memiliki kapasitas dalam segi akademik karena dia juga diketahui sebagai tenaga pendidik atau dosen. Selain itu, penguasaan dia dari aspek ekonomi tidak perlu ditanyakan lagi.
Jerry Sambuaga memiliki pengalaman dengan menjadi peneliti pada Direktorat Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata (KIPS) di Departemen Luar Negeri pada tahun 2005, yang bertugas mengeksplorasi dan melakukan riset masalah terorisme, keamanan internasional, dan isu-isu mengenai pertahanan.
Pada tahun 2006, Jerry terlibat aktif sebagai peneliti dalam misi penjaga perdamaian dan resolusi konflik, tepatnya pada Divisi Politik Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat.
Jerry saat itu juga berkolaborasi sebagai Penasihat Khusus Delegasi Indonesia di PBB. Setahun berikutnya, yakni tahun 2007, Jerry terlibat dalam riset sebagai peneliti untuk ASEAN Regional Forum (ARF) di Sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, yang secara spesifik menginvestigasi dan menganalisis masalah-masalah konflik teritorial, pertahanan, keamanan, terorisme, dan militer di wilayah Asia Tenggara.
Pada tahun 2008–2009, ia menjabat sebagai Staf Ahli Ketua DPR RI yang secara spesifik menangani isu-isu luar negeri, khususnya terkait hubungan DPR RI dengan parlemen-parlemen dunia. Dan setelah selesai menjabat sebagai Staf Ahli Ketua DPR RI, Jerry kemudian menjabat sebagai Staf Ahli Ketua DPD RI tahun 2009–2016.
Editor : Fabyan Ilat