get app
inews
Aa Read Next : Penumpang dan Pengunjung di Bandara Sam Ratulangi Dihibur Dengan Barongsai dan Pembagian Souvenir

Keindahan Pagoda Ekayana di Kota Tomohon

Minggu, 11 Februari 2024 | 15:37 WIB
header img
Keindahan Pagoda Ekayana (Foto iNewsManado/Subhan)

TOMOHON, iNewsManado.id - Keindahan Pagoda Ekayana yang berada di Kota Tomohon ini tidak kalah indahnya dengan Pagoda Cien yang berada di Taiwan. Pagoda Ekayana berada di lingkungan Vihara Buddhayana yang terletak di Kelurahan Kakaskasen III, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Lokasi yang asri ditambah dengan pemandangan Gunung Lokon, membuat Vihara ini menjadi salah satu destinasi wisata yang indah nan cantik di Kota Tomohon.

Awalnya, Vihara ini tidak dijadikan sebagai tempat wisata, hanya saja lokasinya yang dekat dengan pusat kota dan jalan raya membuat masyarakat berdatangan sehingga makin dikenal tidak hanya di Kota Tomohon saja 

Vihara Budhayana ini dibangun sejak tahun 1982 proses pembangunannya berjalan lambat karena dibangun satu persatu tidak sekaligus. Bangunan yang pertama kali berdiri adalah Buddha Hall, bangunan utama dari Vihara Buddhayana yang merupakan tempat peribadatan setiap minggu. Di dalamnya ada Arca Buddha Gautama.

Kompleks Vihara berdiri di atas lahan dengan luas hampir 2 hektar. Begitu memasuki kompleks vihara, dari pintu gerbang kita disambut dengan 18 patung Arahat atau Se Pa Lo Han yang berjejer rapi disebelah kiri. Mereka adalah para murid sang Buddha yang telah mencapai tingkat kesucian tertinggi.

18 Arahat ini adalah para bhikkhu yang semuanya berasal dari India. Mereka dianggap sudah mencapai tingkat kesucian yang tertinggi. Masing-masing para Bhikkhu ini punya keistimewaan, kebijaksanaan dan kesaktiannya masing-masing.

Ke 18 patung arahat itu adalah Pindola, Nantimitolo, Pantha the Elder, Angida, Asita, Rahula, Nagasena, Gobaka, Pantha the Younger, Fajraputra, Nakula, Bodhidarma, Vanavasa, Kanaka The Bharadavaja, Katika, The Vatsa, Nandimitra, dan Pindola the Bharadvaja.

Didekat 18 patung itu, ada Ruang bakti pada leluhur berbentuk Stupa model lumbung padi dan tugu lilin. Stupa merupakan simbol pikiran tertinggi dari pencapaian seorang Buddha, simbol kekosongan, sudah mencapai kepada ketiadaan. 

Lilin sebagai simbol penerangan, Dharma itu seperti lilin yang sedang menyala, harus sesuatu yang dipraktekkan baru dia memberi manfaat. 

Sementara di sebelah kanannya terdapat Buddha Hall, bangunan utama dari Vihara Buddhayana. Masuk sedikit ke dalam kita disambut kolam air mancur berbentuk naga melingkari kolam. Di sampingnya berdiri Pagoda Ekayana yang menjulang tinggi. 

Pagoda sembilan tingkat ini berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda yang disucikan. Di lantai satunya terdapat arca Kwan Kong, sementara lantai lainnya masih kosong.

Di depan Vihara Buddhayana terdapat roda dharma dengan patung rusa di samping kiri dan kanannya. Roda dharma yang terdiri dari delapan jeruji itu melambangkan ajaran Buddha tentang delapan langkah untuk bisa mencapai kebahagiaan sejati. Dan rusa mengartikan bahwa dharma yang pertama kali diajarkan Buddha di taman rusa.

Masuk lebih ke dalam lagi ada Balai Maco, Istana Kwan Im, dan bangunan penyu berukuran besar yang di depannya terdapat kolam yang di tengahnya terdapat koin berukuran besar yang berputar yang diyakini bisa mendatangkan rezeki. 

Pengunjung bisa melempar koin ke dalam kolam sambil memanjatkan doa agar keinginannya terkabulkan. Di sekeliling pinggiran kolam terdapat beberapa aksara Cina yang dilengkapi dengan penjelasan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Aksara-aksara Cina itu menjelaskan tentang umur, keberuntungan, harta, kebahagian dan kedudukan.

Vihara Buddhayana yang awalnya sebagai tempat peribadatan umat Buddha seiring dengan perkembangan mulai tercampur dengan pengaruh tradisi Cina. Umat Buddha di Sulawesi Utara sendiri masih kental dengan tradisi Cina. 

Agama Buddha sendiri sudah lama berbaur dengan tradisi Cina. Untuk itu, Vihara Buddhayana juga menyediakan tempat ibadah untuk para penganut Konghucu. Di tempat ini ada yang disebut aliran Buddha Tri Dharma, mereka memegang tiga ajaran guru nabi yang mereka sebut guru Lao Tse, guru Konghucu dan guru Buddha.

Di kompleks vihara Buddhayana akhirnya dibuatkan juga tempat ibadah untuk para penganut Konghucu Taoisme yang ada di dalam bangunan berbentuk penyu besar yang di dalamnya terdapat patung Dewi Niang Niang yang diyakini sebagai Dewi kelahiran.

Di depan kompleks Vihara ini anda bisa melihat hamparan kebun petani serta keindahan gunung lokon yang menjulang tinggi ditambah lagi dengan hawanya yang sejuk makin menambah keindahan dan keasrian tempat ini.

Editor : Subhan Sabu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut