get app
inews
Aa Read Next : Elly Lasut Maju Pilgub Sulut 2024, Lirik Jalur Perseorangan

Kisah Keluarga Lasut, Jadikan Harga Cengkih Sulut Tertinggi di Indonesia hingga Dirikan Sariwangi

Kamis, 08 Februari 2024 | 13:03 WIB
header img
Keluarga Lasut pernah menjadikan harga cengkih di Sulut paling tinggi di Indonesia pada 1978. Ilustrasi/Istimewa

MANADO, iNewsManado.com - Marga Lasut merupakan salah satu marga populer di Sulawesi Utara. Sejak 3 dekade, marga Lasut menghiasi kancah politik di Sulawesi Utara. 

Dua sosok bermarga Lasut yang saat ini jadi tokoh politik yakni Elly Engelbert Lasut, bupati Talaud 2 periode dan anaknya Hillary Lasut, eks srikandi DPR. 

Namun, melihat jauh dari jaman pendudukan Jepang di Indonesia, beberapa sosok bermarga Lasut dan memiliki ikatan darah Lasut sudah menjadi tokoh populer saat itu. 

Pertama, Ryclof Constantyn Lodewijk Lasut. Ryclof merupakan kepala distrik (kepala desa) di Tomohon pada masa pendudukan Jepang. Di zaman revolusi, bekas anggota Dewan Minahasa ini menjadi anggota parlemen Negara Indonesia Timur.

Kedua Darius Lasut. Darius menjadi guru di Tondano di sekolah Hollandsch Inlandsch School (HIS). 

Darius Lasut menikah dengan Ingkan Supit dan memiliki dua anak bernama Arie Fredrik Lasut dan Willy Gayus Alexander Lasut.


Arie Lasut. Foto/Istimewa
 
Arie Lasut merupakan ahli geologi pertama yang memimpin Jawatan Geologi dan Pertambangan. Bersama orang-orang Minahasa, ia juga aktif di Kebaktian Rakjat Indonesia Soelawesi (KRIS). Arie Lasut meninggal tragis karena ditembak mati tiga orang tak dikenal. 

Dua puhan tahun setelah kematiannya, tepatnya pada 20 Mei 1969, Arie Frederik Lasut diangkat menjadi Pahlawan Nasional.

Willy Lasut, adik kandung Arie Lasut tak kenal mentereng prestasinya. Willy pernah belajar di AMS Tomohon. Seperti kakaknya, Willy juga aktif di KRIS. Ia pernah ditangkap Belanda di Surabaya dan nyaris dihukum mati. Willy menjadi salah satu komandan kompi dari pasukan Letnan Kolonel Soeharto.


Willy Lasut. Foto/Istimewa
 
Willy Lasut kala berpangkat Brigadir Jenderal, diangkat menjadi Gubernur Sulawesi Utara pada 1978. Ia menjadi gubernur kesayangan para petani cengkih karena menaikkan harga cengkih menjadi Rp15.000 per kilogram, dan tertinggi di Indonesia. Willy Lasut bahkan sempat menaikkan harga cengkih hingga di angka Rp17.500 dan membuat petani cengkih di Sulut bisa membeli mobil. 

Gubernur Lasut dipecat karena keberaniannya mengusut dugaan penyimpangan 'dana cengkeh' di daerahnya yang mungkin melibatkan 'orang kuat' di Jakarta. Willy Lasut dipecat pada tahun 1979.

Arie Lasut dan Willy Lasut ternyata memiliki sepupu yang bernama Johan Alexander Supit dari garis ibu mereka, yang bernama Ingkan Supit. Johan adalah yang termuda di antara mereka. Dia lahir di Tondano pada 5 September 1932.

Pendidikannya mencapai tingkat yang tinggi. Sebelum memulai usaha teh di Jakarta Utara pada tahun 1962 dengan nama Sariwangi, ia pernah bekerja di perkebunan. Johan memiliki peran signifikan dalam memperkenalkan teh celup di Indonesia.


Johan Alexander Supit. Foto/Istimewa
 
Saat ini, merek teh celup Sariwangi bukan lagi dimiliki oleh keluarga Johan Alexander Supit karena telah diakuisisi oleh Unilever Indonesia.

 

Editor : Fabyan Ilat

Follow Berita iNews Manado di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut