MANADO, iNewsManado.com - Sejarah benteng Nieuw Amsterdam akan diulas dalam artikel kali ini.
Dirangkum berbagai sumber Rabu (6/12/2023), di masa penjajahan tepatnya pada tahun 1657, Pemerintah Belanda lewat VOC mendirikan benteng di Manado yang dinamai De Nederlandsche Vastingheid (Fort Nieuw Amsterdam) atas perintah Gubernur Simon Cos.
Manado oleh Belanda dirasa merupakan daerah yang layak dipertahankan karena banyak rempah rempah.
Benteng Nieuw Amsterdam menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dan pos pertahanan Belanda di wilayah itu. Pada masa kolonial, benteng ini memiliki peran strategis dalam mengamankan daerah dari serangan asing.
Benteng Nieuw Amsterdam juga merupakan titik awal perkembangan kawasan perdagangan di Sulawesi Utara pada waktu itu.
Di dalam benteng terdapat sebuah loji yang dulunya digunakan sebagai perkantoran VOC, yang kini menjadi pusat pertokoan 45.
Selama periode dua puluh tahun (1960-1980), terjadi perubahan signifikan di beberapa tempat, di mana Benteng Amsterdam yang pernah dihancurkan oleh Sekutu pada masa pendudukan Jepang, kini telah dibangun ulang menjadi Pasar 45.
Dalam usaha membangun kota yang memiliki visi identitas, satu aspek yang sering terlupakan adalah pelestarian bangunan-bangunan kuno serta kawasan bersejarahnya.
Saat ini, terlihat bahwa perhatian terlalu banyak difokuskan pada pembangunan struktur modern baru. Hal ini berdampak pada perubahan wajah kota dan banyaknya bangunan bersejarah yang kehilangan kualitasnya karena tidak terawat, mengalami kerusakan, bahkan terpaksa dihancurkan untuk memberi ruang pada pembangunan yang terus berkembang.
Kota Manado, terutama di kawasan kota lama, memiliki peran penting dalam sejarah bangsa. Dengan adanya peninggalan berupa bangunan-bangunan dan kawasan yang tertata, potensi ini bisa menjadi tujuan wisata sejarah kota (urban heritage tourism).
Namun, hal ini hanya mungkin terwujud jika pemerintah dan masyarakat setempat menjaga serta memperhatikan dengan baik pelestarian kawasan tersebut.
Editor : Fabyan Ilat