JAKARTA, iNews.id - Tahun Baru Imlek tinggal beberapa hari lagi, berbagai ciri khas ornamen yang di dominasi dengan warna merah pun mulai terlihat di berbagai pusat perbelanjaan hingga restoran.
Walaupun Imlek merupakan salah satu hari besar etnis Tionghoa di seluruh dunia, namun perayaannya ini juga dilakukan bukan hanya oleh kalangan Tionghoa saja, tetapi masyarakat umum, termasuk masyarakat Indonesia.
Secara internasional Imlek dikenal dengan Lunar New Year. Menurut KBBI, Imlek berarti penanggalan China berdasarkan peredaran bulan.
Hari perayaannya berbeda setiap tahunnya. Pada 2022 ini akan jatuh pada 1 Februari. Lantas, bagaimana asal-usul dan sejarah Tahun Baru Imlek? Berikut ulasannya.
Asal Usul Imlek
Asal-usul Tahun Baru Imlek berasal dari China yang dikenal sebagai Hari Raya Musim Semi sejak 3.500 tahun silam. Perayaan datangnya musim ini dilakukan dengan menggelar festival yang berlangsung dari hari pertama hingga ke-15 bulan pertama. Perayaan ini juga kerap disebut sebagai Cap Go Meh.
Sejarah lain menyebutkan sebelum Dinasti Qin di China, tanggal perayaan Imlek belum pasti. Lalu pada Dinasti Xia, tanggalnya ditentukan pada bulan ke-1.
Sementara Dinasti Shang menentukan pada bulan ke-12. Kemudian pada akhir masa Dinasti Han, ditentukan perayaannya pada bulan ke-1 perhitungan kalender China dan berlaku hingga saat ini.
Perayaan Tahun Baru Imlek berkembang dalam jangka waktu lama dan adat istiadatnya telah mengalami proses perkembangan yang panjang.
Mitos Imlek
Seperti semua festival tradisional China, Tahun Baru Imlek penuh dengan cerita dan mitos. Salah satu yang paling populer adalah hewan Nian yang memangsa ternak, tanaman, bahkan manusia pada malam tahun baru.
Untuk mencegah Nian menyerang manusia dan menyebabkan kehancuran, warga menaruh makanan di depan pintu rumah masing-masing untuk Nian.
Asal-usul dan sejarah Tahun Baru Imlek. (Foto: Feng Li/Getty)
Konon, seorang lelaki tua yang bijak mengetahui bahwa Nian takut suara keras (petasan) dan warna merah. Kemudian, orang-orang memasang lentera dan gulungan merah di jendela dan pintu rumah untuk mencegah Nian masuk.
Mereka juga membuat suara dari retakan bambu yang kemudian diganti dengan petasan untuk menakut-nakuti Nian. Sejak itu monster Nian tidak pernah muncul lagi.
Tradisi dan Ciri Khas Imlek di Indonesia
Perayaan Imlek digelar selama 15 hari dengan berbagai kegiatan oleh etnis Tionghoa. Beberapa bentuk perayaan yang menjadi ciri khas Imlek antara lain hiasan berwarna merah di pecinan, pusat perbelanjaan, toko, atau restoran. Selain itu ada pertunjukkan Barongsai hingga angpao.
Tradisi etnis Tionghoa lainnya merupakan penentuan tempat perayaan Imlek. Mereka mempunyai tradisi di mana anggota keluarga lebih muda harus berkunjung ke rumah yang lebih tua sebagai tanda hormat.
Editor : Norman Octavianus