Kesulitan berikut yang akhirnya terpecahkan. Antara tahun 1832-1833, Gubernur DE Struers memecat kepala daerah setempat. Pada masa itu, orang yang dibaptis baru 6 orang.
Setelah Mayor Sigar (mantan kepala daerah setempat) menjadi Kristen dan dibaptis tahun 1841, segera diikuti oleh orang-orang Langowan sehingga sejak itu agama Kristen berkembang pesat di Langowan.
September 1842, sekitar 300 orang dibaptis di Langowan. Pelayanannya berkembang melalui sekolah yang didirikan. 14 sekolah ditanggung pemerintah, 14 sekolah dalam tanggungannya, jumlah murid kurang lebih 1200 orang.
Tahun 1848, wilayahnya di Langowan, Ratahan, Kakas, Rembokan, Rompaso Kawangkoan dan Sonder sudah terdapat 15 sekolah, jumlah murid kurang lebih 1300 orang. Jumlah anggota sidi jemaat ada kira-kira 1000 orang dan jumlah baptisan kurang lebih 3000 orang.
Tempat yang dahulu pusat agama alifuru menjadi bangunan gereja pertama di Langowan, diresmikan tanggal 18 April 1847. Bertempat di mana gereja GMIM Sentrum Schwarz berada sekarang.
Dalam kebaktian penahbisan gereja itu, dilantik sekorang Hulpzendeling yang bernama Adrianus Angkow dan menempatkannya di Sonder.
12 Juni 1856, diadakan perayaan 25 tahun Schwarz masuk Minahasa di gedung gereja yang pertama dan satu-satunya di Langowan pada masa itu. Tiga tahun setelahnya, Schwarz meninggal dunia di Manado, tepatnya 1 Februari 1859 dan dimakamkan di Langowan pada tanggal 2 Februari 1859.
Kuburan Schwarz bersama istrinya sekarang ada di lapangan olahraga GMIM Langowan.
Keinginan dan kerinduan memberitakan Injil, mendorong Schwarz untuk memikirkan seluruhnya secara utuh.
Ia mempersiapkan diri untuk melakukan penginjilan, mendirikan sekolah dan mengerti mengenai obat-obatan.
Editor : Fabyan Ilat