get app
inews
Aa Read Next : Salem Al-Dawsari, Momok Argentina dan Potensi Dilirik Klub Papan Atas Dunia

Ini Kisah Abdallah bin Said, Algojo Arab Saudi Pemenggal Kepala banyak Narapidana

Jum'at, 26 November 2021 | 10:01 WIB
header img
Algojo Arab Saudi Abdallah bin Said. (Foto/YouTube/MEMRITVVideos)

RIYADH, iNews.id - Profil algojo Arab Saudi Abdallah bin Said sangat menarik untuk dibahas. Abdallah adalah salah satu algojo paling terkenal di Arab Saudi

Dia sangat disegani di bidang eksekusi para terpidana kejahatan di Arab Saudi yang divonis hukuman pancung.

Abdallah merupakan salah satu algojo yang terkenal di Arab Saudi. Abdallah adalah salah satu algojo yang ditempatkan di Kota Mekkah sesuai tugas yang diberikan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi. Dia bertugas memancung para terpidana yang sudah divonis pengadilan.

Khusus Kota Mekkah sendiri, ada 6 algojo yang ditugaskan pemerintah Arab Saudi. Abdallah sendiri memulai tugas pertama sebagai algojo pada 1991. Pria kelahiran 1959 ini diangkat Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi di usianya yang ke-32 tahun.

Abdallah diangkat menjadi algojo sekitar 1 pekan setelah ayahnya meninggal dunia. Ayahnya, Said Al Bishi juga seorang algojo Arab Saudi. Dia langsung ditunjuk menggantikan ayahnya untuk menjadi algojo pada 1991.

Pada hari kerja pertamanya, dia langsung dihadapkan dengan terdakwa vonis pancung oleh pengadilan setempat.

Dia mendapat tugas memancung 3 orang. Sejak saat itu, dia menjadi terkenal sebagai algojo di Arab Saudi, selain karena mewarisi pekerjaan dari ayahnya.

Ketika Abdallah masih kecil, dia sudah sering melihat ayahnya melakukan eksekusi pancung. Dia sudah sering melihat hukuman pancung sejak kecil. 

Dia juga pernah diajak ayahnya melihat temannya melakukan hukuman pancung sehingga membuatnya menjadi lebih hati-hati ke depannya, apalagi jika menyangkut masalah nyawa orang lain.

Hukum di Arab Saudi memang menerapkan hukuman pancung untuk kasus pembunuhan. Terpidana yang terbukti membunuh orang lain harus mendapatkan hukuman setimpal. 

Jika terpidana dimaafkan, maka terpidana harus membayar sejumlah uang pada keluarga korban yang memaafkan dan meminta ganti rugi. 

Namun, jika tidak mendapat maaf dari keluarga korban, maka terpidana harus membayarnya dengan nyawanya dengan cara dipancung di depan publik.

Abdallah mengaku tidak merasa aneh ketika akan memancung terpidana mati. Dia tidak merasakan perbedaan terpidana mati baik laki-laki atau perempuan. 

Dia hanya menjalankan tugas sesuai amanah dari pemerintah Arab Saudi yang diberikan kepadanya. 

Abdallah mengaku sering memenggal kepala teman yang dia kenal dekat. Dia juga menegaskan tidak boleh merasa iba karena akan membuatnya gagal menjalankan tugas memenggal kepala terpidana mati.

Hukum di Arab Saudi memang sangat menghargai nyawa manusia. Jika ada orang yang terbunuh oleh orang lain, maka si pembunuh akan diadili dan dihukum dengan 2 pilihan hukuman. Hal ini membuat banyak orang harus berpikir ribuan kali jika ingin membunuh orang lain.

Abdallah melakukan hukuman dengan sekali tebas. Dan terpidana mati tidak dibius dengan obat apapun. 

Itu artinya, terpidana mati bisa merasakan sakitnya kepalanya ditebas walau hanya sepersekian detik karena lehernya pasti langsung putus ketika pedang algojo sudah menebasnya.

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut