Oknum Vikaris di NTT Diduga Cabuli 6 Anak Sekolah Minggu di Kompleks Gereja Selama 1 Tahun

"Pelaku mengajak para korban untuk datang ke kompleks gereja, dan diduga melakukan pelecehan dengan para korban secara bergantian dan berulang kali pada waktu dan tempat yang berbeda-beda," terang Mbau lagi.
Dugaan perbuatan bejat ini kemudian diketahui oleh keluarga pelapor setelah pelaku diketahui selesai menjalankan tugas sebagai vikaris, dan pindah ke Kota Kupang.
Selanjutnya pihak keluarga yang juga anggota Sinode lantas memberitahukan kepada Pendeta Gereja soal perbuatan tercela tersebut, yang kemudian bersama pelapor mencari tahu ke para korban tentang dugaan perbuatan vikaris itu.
Berdasarkan pengakuan korban bahwa benar telah terjadi persetubuhan yang dilakukan pelaku, akhirnya pihak Gereja GMIT melaporkan masalah ini ke SPKT Polres Alor.
"Atas laporan para korban dan keluarganya, petugas langsung menindaklanjuti dengan menerima Laporan Polisi nomor : LP-B/ 277/IX / 2022/SPKT/PA/ NTT, tanggal 01 September 2022. Selanjutnya Polres membuat permintaan visum dan mengantarkan korban ke RSUD Kalabahi. Selanjutnya Kasus ini langsung di tangani oleh unit PPA, dan para korban selanjutnya dipulangkan setelah dilakukan visum," jelas Mbau.
Dalam kasus ini, tambah Mbau, ada juga sejumlah catatan, yakni korban diduga masih bertambah, dan masih didalami.
"Para korban awalnya yang datang melaporkan ke SPKT Polres Alor berjumlah 6 orang, dan setelah ditelusuri terdapat 3 orang korban lainnya yang bernama MM (19), RM (16) dan PM (16) yang belum membuat laporan resmi," tambah Mbau.
Editor : Fabyan Ilat