Ini Sejarah Berdirinya Converse yang Jarang Diketahui

Sebagai pemilik Converse Marquis, membuat sepatu ini dengan menggunakan bahan dari karet sol, sepatu ini dapat diperuntukan untuk pria, wanita serta anak-anak. Pada 1910, Converse dapat memproduksi sepatu berjumlah 400 pasang setiap harinya.
Awal berkembangnya brand ini dimulai pada tahun 1915, Converse berhasil membuat sepatu untuk olahraga tenis.
Pelopor Sepatu Basket, Converse All-Star
Sebagai pemilik Converse tentunya Marquis terus melanjutkan kerjasamanya dengan pihak lain untuk terus dapat dikenal kepada para konsumen. Pada tahun 1917 Converse All-Star sebagai sepatu basket mulai dikenalkan. Pada 1921, salah seorang pemain basket bernama Charles H. ” Chuck ” Taylor mengeluh ke Converse lantaran sakit di kakinya yang dikarenakan sepatu tersebut.
Akhirnya, Marquis menjalin kerjasama dengan Charles untuk mempromosikan sepatu tersebut. “Chuck” ditunjuk sebagai salesman serta duta perusahaan Converse.
Ciri utama dari sepatu Converse Chuck Taylor yaitu logo All Star yang disematkan tulisan tangan Taylor di bagian pergelangan kaki. Kerjasama ini terbilang sukses di seluruh wilayah Amerika Serikat sebagai brand sepatu basket ternama.
Namun, pada akhirnya Marquis Mills Converse pada tahun 1928 mengundurkan diri sebagai pemilik Converse. 3 tahun berselang yaitu pada tahun 1931, Marquis wafat. Marquis meninggalkan masterpiece dari sepatu yang ia rancang sendiri dan dapat menjadi andalan bagi para penggunanya. Kini, brand Converse terus melambung dengan seiring berkembangnya zaman.
Converse, Sepatu Perang sampai Sepatu Resmi di NBA
Saat perang Dunia II pada 1941, Produksi Converse berubah ke manufaktur alas kaki, baju, sepatu boot, parka, karet pelindung setelan, serta setelan untuk pilot serta pasukan tentara US.
Converse makin dikenal oleh dunia pada era 1950 sampai 1965 dengan membuat Converse Yearbook untuk mempromosikan diri sebagai citra Amerika di dunia. Karena semakin populer Converse berhasil mencapai target dari berbagai kalangan. Namun, pada tahun 1970 perusahan Converse dibeli oleh pengusaha bernama Jack Purcell.
Tetapi dengan meroketnya nama Converse bukan berarti tidak memiliki kompetitor, brand sepatu asal Jerman contohnya yaitu Adidas dan Puma. Kedua brand tersebut dinilai dapat menyaingi Converse. Hasilnya pada 1970, Converse memiliki konsumen yang menurun.
Nama Converse meroket kembali setelah menjadi Converse kemudian menjadi sepatu resmi National Basketball Association (NBA). Sepatu Converse Chuck Taylor atau yang kerap dimaksud “Chucks” serta “Cons” yang memiliki bahan kanvas serta bersol karet ini makin popular disaat banyak digunakan oleh para penyanyi terkenal saat itu.
Seperti vokalis dari band Nirvana yaitu Kurt Cobain yang memakai brand sepatu tersebut.
Pada tanggal 22 Januari 2001, perusahaan Converse beralih kepemilikan, pabrik di Amerika Serikat ditutup. Kemudian, manufaktur untuk pasar Amerika tak akan dikerjakan di Amerika Serikat. pada 9 Juli 2003, perusahaan Nike mengakuisisi perusahaan Converse dengan harga USD305 juta.
Produksi masih dikerjakan di beberapa negara Asia dan eropa seperti Cina, Indonesia, Italia, Lithuania serta Vietnam.
Hingga kini Converse namanya terus melejit dengan seiring berkembangnya zaman. Dengan Keunggulan sepatu Converse yang bisa dipakai dalam beragam situasi dan modelnya sepatunya yang tak lekang oleh zaman.
Editor : Fabyan Ilat