MANADO, iNews.id - Renungan Minggu 10 Juli 2022 diambil dalam Kitab Mazmur 34: 2-23. Dalam perikop pembacaan yang diberi judul: Dalam Perlindungan Tuhan, orang Kristen diajak untuk selalu mengucap syukur.
Dikutip dari dodokugmim, Orang Kristen diajarkan untuk selalu bersyukur atas segala keadaan, terutama atas kebaikan TUHAN, yang telah dianugerahkan-Nya kepada setiap orang yang percaya Kepada-Nya. TUHAN telah menganugerahkan bumi ciptaan-Nya untuk didiami oleh manusia, bahkan TUHAN mempercayakan bumi ini untuk dipelihara, dirawat dan dikelola oleh manusia, agar bermanfaat bagi keberlangsungan hidupnya. Orang percaya diingatkan untuk selalu bersyukur atas segala yang diperolehnya sebagai berkat Tuhan.
Salah satu tradisi rohani yang berlaku dalam kehidupan kerohanian masyarakat Minahasa adalah Pengucapan Syukur. Pengucapan syukur biasanya dilakukan setelah memperoleh hasil panen atau keberhasilan dalam usaha dan pekerjaan (umumnya hasil hasil pertanian dan peternakan).
Namun tradisi pengucapan syukur yang masih dipertahankan ini, menimbulkan persoalan dalam penerapan dan pelaksanaannya.
Kebiasaan orang Kristen mengucap syukur dengan membawa sebagian hasil pertanian kepada Tuhan, mulai bergeser, bahkan seakan-akan pengucapan syukur hanya dititikberatkan pada pestanya, bukan lagi ucapan syukur mempersembahkan sebagian hasil usaha/pekerjaan kepada Tuhan.
Sehingga yang terjadi adalah pesta pora yang berlebihan, bahkan terkesan hanya menghambur-hamburkan materi (uang), padahal telah diusahakan dan diperoleh dengan susah payah.
Kendati tradisi pengucapan syukur ini, seolah-olah telah bergeser, namun hendaklah kita memaknai tradisi itu sebagai ucapan syukur kepada TUHAN sang pemberi berkat.
Juga harapkan agar kita boleh saling berbagi, mempererat tali persaudaraan dan persahabatan dengan adanya pejumpaan, baik dengan keluarga, sahabat, teman lama, teman sekerja, bahkan orang yang belum kita kenal pun disambut dengan sukacita dan kemeriahan, sambil menikmati hidangan/ makanan dari hasil usaha kita sendiri.
Kita amini hidangan yang tersedia sebagai pemberian TUHAN.
Editor : Fabyan Ilat