get app
inews
Aa Text
Read Next : Hakim MA Ditangkap KPK, Operasi Senyap di Jakarta dan Semarang

14 Juli 2022, Komet Raksasa Lintasi Bumi

Kamis, 23 Juni 2022 | 05:27 WIB
header img
Ilustrasi Komet. (F: Istimewa)

FLORIDA, iNews.id - Peristiwa bersejarah akan terjadi pada 14 Juli 2022. Sesuai pengamatan, pada 14 Juli 2022 akan melintas komet kolosal berukuran 2 kali besar gunung Everest yang dijuluki C/2017 K2 (PanSTARRS). 

Komet C/2017 K2, adalah komet Awan Oort besar yang pertama kali ditemukan pada tahun 2017 menggunakan alat survei Pan-STARRS. 

Menurut data awal yang diperoleh dari pengamatan melalui Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii, inti komet diperkirakan memiliki lebar antara 30 kilometer hingga 160 kilometer. 

Tetapi pengamatan selanjutnya yang dilakukan menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA melukiskan gambaran yang lebih kecil, memberikan diameter sekitar 18 kilometer. 

Namun, jangan salah, ukuran ini masih sangat besar. Untuk konteksnya, Gunung Everest, gunung terbesar di Bumi, memuncak pada ketinggian sekitar 8.000 meter, atau delapan kilometer. Jadi komet itu berukuran dua kali lebih besar gunung Everest. 

 Hal ini didukung oleh koma C/2017 K2, yang diperkirakan berdiameter 130.000 kilometer, hampir seukuran Jupiter, dan memiliki ekor yang panjangnya bisa mencapai 800.000 kilometer. 

Meskipun ukurannya 2 kali gunung Everest, tapi komet ini bukanlah yang terbesar. Dikutip dari laman jpost, Rabu (22/6/2022), komet sebagian besar terdiri dari es dan debu, bersama dengan beberapa partikel berbatu. Komet Awan Oort adalah komet yang berasal dari Awan Oort, area berteori di tepi luar tata surya yang pada dasarnya adalah cangkang bulat yang terdiri dari potongan puing es. 

Potongan-potongan puing inilah yang, ketika jatuh dari awan, menuju Matahari dan menjadi komet. Namun, awan ini sangat misterius.

 Ukuran dan massanya yang tepat adalah sebuah misteri, dan bahkan seluruh keberadaannya hanya diteorikan karena banyak kometnya terlalu jauh untuk diamati, yang berarti struktur astronomis yang besar ini pada dasarnya tidak terlihat. 

Ketika komet terbang dekat dengan Matahari, panas menyebabkannya menghangat dan melepaskan gas. Ini kemudian membentuk jejak terang besar yang dikenal sebagai koma dan kadang-kadang bahkan ekor. Ini dapat membantu membuat komet lebih terang – yang, pada gilirannya, membuat mereka lebih mudah dikenali, bahkan dengan mata telanjang.

 

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut