Logo Network
Network

Ini 5 Cadangan Tambang Terbesar di Indonesia

Anto Kurniawan
.
Kamis, 16 Juni 2022 | 10:54 WIB
Ini 5 Cadangan Tambang Terbesar di Indonesia
Ilustrasi pertambangan. (Dok/MPI)

JAKARTA, iNews.id – Indonesia memiliki sejumlah potensi yang dilirik dunia. Baik rempah-rempah maupun dari sisi pertambangan.

Khusus pertambangan, cadangan tambang terbesar di Indonesia ternyata lebih dari 1 unit.

Cadangan tambang terbesar di Indonesia memiliki potensi besar karena menyimpan nilai yang tinggi.

Perang komoditas tambang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sehari-hari saat ini, contohnya batubara yang masih menjadi andalan sumber listrik.

Tidak hanya kebutuhan listrik, alat elektronik yang kita pakai setiap harinya pun terbuat dari komoditas tambang.

Mulai dari emas, tembaga, nikel, dan komoditas tambang lainnya berperan besar.

Dalam pengelolaan minerba (mineral dan batubara), pemerintah sebenarnya secara bertahap mendorong untuk dilakukan pengolahan di dalam negeri.

Pemerintah terus menggenjot pembangunan smelter.

 

Berikut cadangan tambang terbesar di Indonesia dirangkum dari beberapa sumber:

 

1. Nikel

Berdasarkan data yang dihimpun untuk jenis mineral seperti nikel Indonesia memiliki cadangan terbesar di dunia. Berdasarkan data USGS pada Januari 2020 dan Badan Geologi 2019, mengutip dari Booklet Nikel yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020, jumlah cadangan nikel RI tercatat mencapai 72 juta ton nikel (termasuk nikel limonite/ kadar rendah).

Jumlah ini mencapai 52% dari total cadangan nikel dunia sebesar 139.419.000 ton nikel.

Menyusul Indonesia, ada Australia dengan cadangan nikel mencapai 15%, lalu Brazil 8%, Rusia 5%, dan gabungan sejumlah negara lainnya seperti Filiphina, China, Kanada, dan lainnya 20%.

Terkait kandungan bijih nikel disebutkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya bijih nikel mencapai 11,7 miliar ton dan cadangan 4,5 miliar ton, termasuk nikel kadar rendah (limonite nickel) dan nikel kadar tinggi (saprolite nickel). Adapun umur cadangan bijih nikel Indonesia disebutkan bisa mencapai 73 tahun, untuk jenis bijih nikel kadar rendah di bawah 1,5% (limonite nickel).

Asumsi umur cadangan tersebut berasal dari jumlah cadangan bijih nikel limonit mencapai 1,7 miliar ton dan kebutuhan kapasitas pengolahan (smelter) di dalam negeri sebesar 24 juta ton per tahun.

Sementara itu ketika booming industri kendaraan listrik, harta karun nikel menjadi komditas yang diburu.

Melihat hal itu, Indonesia berupaya mendorong hilirisasi industri nikel dan telah melarang ekspor. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, produksi olahan nikel Indonesia mencapai 2,47 juta ton pada 2021. Angka ini naik 2,17% dibanding 2020 yang sebesar 2,41 juta ton. Tren produksi olahan nikel di Indonesia mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Awalnya produksi olahan nikel hanya sebesar 927,9 ribu ton pada 2018.

Angka ini terus naik, salah satunya ditopang oleh produksi feronikel. Kementerian ESDM pun berencana meningkatkan kembali produksi olahan nikel mencapai 2,58 juta ton pada 2022.

Follow Berita iNews Manado di Google News

Halaman : 1 2 3 4
Bagikan Artikel Ini