Sejarah Waruga, Kuburan Kuno Minahasa dari Zaman Megalitikum

Norman Octovianus
Waruga, Kuburan kuno Minahasa dimasa lalu. Foto/Istimewa

MANADO, iNewsManado.com – Sejarah Waruga akan dibahas dalam artikel kali ini Sabtu (9/3/2024). Waruga merupakan Kuburan kuno Minahasa yang diperkirakan dibuat sejak zaman Megalitikum.

Zaman Megalitikum adalah zaman batu besar dan zaman ini adalah periode ketika manusia mengembangkan tradisi kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar. Perkembangan kebudayaan ini dimulai dari zaman Neolitikum hingga zaman Perunggu yang terjadi pada 3.500-1.000 Sebelum Masehi.

Bentuk Waruga terbuat dari dua batu berbentuk segitiga dan kotak. Waruga dulunya digunakan sebagai tempat penguburan dan pelaksanaan ritual kematian dalam kepercayaan animisme dan dinamisme serta sebagai perlambang seni masyarakat Minahasa. Kini, waruga dijadikan sebagai objek wisata pendidikan dan kebudayaan. Karena penguburan di Sulawesi Utara diadopsi dari Belanda yang menggunakan peti mati dan dikubur.

Arti kata Waruga  berasal dari bahasa Tombulu yaitu kata wale dan ruga. Wale berarti rumah, sedangkan ruga berarti hancur atau terbongkar. Penamaan ini didasari oleh bentuk waruga yang menyerupai rumah dan fungsinya adalah sebagai rumah penghancur jasad.

Batu yang dibuat menjadi waruga merupakan jenis batu lava basal yang semakin kuat bila berada di tempat terbuka.[6] Waruga terbagi menjadi ukuran kecil, sedang, dan besar. Ukuran kecilnya adalah 50 cm × 50 cm × 100 cm.

Ukuran sedangnya adalah 100 cm × 100 cm × 150 cm. Sedangkan ukuran besarnya adalah 150 cm × 100 cm × 145 cm. Batu untuk membuat waruga diperoleh dari letusan Gunung Klabat dan Gunung Lokon.

Waruga memiliki ornamen yang beragam dengan motif utamanya yaitu manusia, tanaman, hewan, dan bentuk geometri. Motif berupa manusia diukir dengan berbagai peristiwa kehidupannya, seperti melahirkan, menari dan berpakaian. Motif tanaman menampilkan buah-buahan, pepohonan, dedaunan dan bunga matahari. Motif hewan menampilkan ukiran berbentuk ular, anjing, burung manguni dan anoa. Sedangkan motif geometri menampilkan bentuk tumpal, pilinan ganda, meander, dan swastika.

Nah, saat ini waruga banyak ditemukan di Kabupaten Minahasa Utara. Pada awalnya, waruga tersebar hampir di seluruh wilayah Minahasa. Pada tahun 1817, waruga disatukan menjadi kompleks di beberapa tempat. Ada waruga yang masih dalam keadaan utuh dan ada yang telah rusak. Penempatannya ada yang berkelompok pada satu lokasi tertentu dan ada pula yang terpisah di kebun atau halaman rumah penduduk.

 

Editor : Fabyan Ilat

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network