KEBERADAAN Mortir Serbia di Papua terus jadi pembahasan panas publik dunia.
Apalagi ada desas-desus settingan Separatis di Papua untuk menyerang Pemerintah Indonesia lewat dunia Internasional.
Namun, keberadaan mortir Serbia di Papua kembali diungkap badan pemantau senjata di Inggris, CAR.
Dikutip Reuters, Jumat (3/6/2022), Organisasi CAR menganalisis foto-foto persenjataan yang digunakan dalam serangan di Papua dan secara resmi meminta informasi tentang peluru tersebut dari pemerintah Serbia melalui misi negara tersebut di PBB di New York pada 26 November 2021.
Duta Besar Serbia untuk PBB, Nemanja Stevanovic, memberikan tanggapan pada 31 Desember dalam sebuah "note verbale", sebuah komunike diplomatik resmi.
James Bevan, direktur eksekutif CAR, mengatakan informasi dalam komunike itu menjadi dasar laporan kelompok pelacak senjata.
CAR menolak untuk membagikan tanggapan Serbia, dengan alasan protokol. Stevanovic, dan Misi PBB Serbia, tidak menanggapi permintaan Reuters untuk membagikan catatan verbal.
Laporan itu mengatakan Serbia mengkonfirmasi Krusic membuat mortir berdaya ledak tinggi M-72, yang dijual ke pemasok senjata Serbia Zenitprom DOO pada Februari 2021 bersama dengan 3.000 inisiator elektronik dan perangkat pengatur waktu.
Amunisi tersebut kemudian diekspor oleh Zenitprom DOO ke PT Pindad untuk BIN, kata kelompok itu.
Pada 6 Oktober 2020, di awal proses pengadaan, BIN memberikan sertifikat pengguna akhir kepada otoritas Serbia No. R-540/X/2020, yang menegaskan bahwa mereka akan menjadi pengguna eksklusif barang dalam konsinyasi dan bahwa amunisi tidak akan ditransfer atau dijual ke pihak lain tanpa izin dari pihak berwenang Serbia, kata laporan itu.
Tidak ada permintaan untuk mentransfer senjata sebelum serangan di Papua, kata pemerintah Serbia kepada CAR, menurut laporan tersebut.
Dalam laporannya, CAR mengatakan Serbia mengkonfirmasi nomor lot pada cangkang yang digunakan di Papua sama dengan yang diduga dibeli oleh BIN.
Beberapa rincian laporan yang tidak dapat dikonfirmasi secara independen oleh Reuters termasuk nomor lot yang cocok dengan mortir, transfer pengiriman amunisi ke BIN atau apakah BIN mematuhi sertifikat pengguna akhir.
Reuters tidak dapat menentukan siapa yang memodifikasi mortir atau mengapa BIN membeli timer dan penyala. CAR mengatakan BIN telah memberi pemerintah Serbia "sertifikasi verifikasi pengiriman", meskipun Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi bahwa senjata telah tiba di tangan BIN.
Seorang pejabat di bagian pengawasan senjata Kementerian Perdagangan Serbia di Beograd dan kedutaan negara itu di Jakarta tidak menanggapi permintaan komentar Reuters. Krusik dan Zenitprom DOO tidak menanggapi permintaan komentar.
Editor : Fabyan Ilat