LONDON, iNews.id – Inovasi Tesla yang menggunakan Bluetooth pada kunci mobil menjadi perhatian sejumlah peneliti.
Mereka mengkritik inovasi tersebut karena penggunaan Bluetooth dituding sebagai suatu inovasi yang bisa diretas dari jarak jauh.
Ramai pembahasan itu telah menyebar ke sejumlah negara. Apalagi, mobil Tesla banyak diburu.
BACA JUGA: Astaga! Kecelakaan Pesawat China Eastern Tewaskan 123 Penumpang Ada Unsur Kesengajaan
Dalam sebuah video yang dibagikan kepada Reuters (18/5/2022), peneliti NCC Group Sultan Qasim Khan dapat membuka dan kemudian mengendarai Tesla menggunakan perangkat relai kecil yang terpasang pada laptop yang menjembatani kesenjangan besar antara Tesla dan telepon pemilik Tesla.
"Ini membuktikan bahwa setiap produk yang mengandalkan koneksi BLE tepercaya rentan terhadap serangan bahkan dari belahan dunia lain," kata perusahaan yang berbasis di Inggris itu dalam sebuah pernyataan, mengacu pada protokol Bluetooth Low Energy (BLE) - teknologi yang digunakan dalam jutaan mobil dan kunci pintar yang otomatis terbuka saat berada di dekat perangkat resmi dilansir Reuters, Rabu (18/5/2022).
BACA JUGA: Perang Saudara Bakal Pecah di Myanmar, Kubu Anti Pemerintah Minta Senjata ke Negara Eropa
Meskipun Khan mendemonstrasikan peretasan pada Tesla Model Y 2021, NCC Group mengatakan kunci pintar apa pun yang menggunakan teknologi BLE, termasuk kunci pintar perumahan, dapat dibuka dengan cara yang sama.
NCC Group mengatakan kerentanan seperti itu tidak seperti bug tradisional yang dapat diperbaiki dengan tambalan perangkat lunak dan otentikasi berbasis BLE yang ditambahkan pada awalnya tidak dirancang untuk digunakan dalam mekanisme penguncian.
"Akibatnya, sistem yang diandalkan orang untuk menjaga mobil, rumah, dan data pribadi mereka menggunakan mekanisme otentikasi kedekatan Bluetooth yang dapat dengan mudah dipatahkan dengan perangkat keras murah," kata perusahaan itu.
"Penelitian ini menggambarkan bahaya menggunakan teknologi untuk alasan selain tujuan yang dimaksudkan, terutama ketika masalah keamanan terlibat".
Editor : Fabyan Ilat