Kilang Minyak di Nigeria Meledak, 100 Orang Terpanggang

ABUJA, iNEws.id – Kejadian tragis terjadi di negara bagian Imo, Nigeria. Sebuah penyulingan minyak illegal meledal dan membuat 100 orang tewas terpanggang!
Hal itu diungkapkan komisaris sumber daya minyak negara bagian tersebut.
BACA JUGA: Viral! Aksi Rara Pawang Hujan Dinanti di MotoGP Portugal 2022
Penyulingan ilegal adalah masalah yang terus-menerus terjadi di wilayah negara yang dilanda kemiskinan dan pengangguran. "Peristiwa kebakaran terjadi di situs bunkering ilegal dan itu menewaskan lebih dari 100 orang yang terbakar tanpa bisa dikenali," kata Komisaris Negara untuk Sumber Daya Minyak Goodluck Opiah menurut Nigeria's Daily Post.
“Saat ini, saya belum bisa memastikan jumlah korban meninggal karena banyak anggota keluarga yang telah mengeluarkan jenazah dari banyaknya korban,” tambah Opiah seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (24/4/2022).
BACA JUGA: Alamak! Ditawari Rp5 Miliar, Johnny Deep Enggan Main di Pirates of Carribean
Komisaris itu mengatakan bahwa pemilik kilang telah dinyatakan buron oleh pemerintah Negara Bagian Imo, yang melaluinya Sungai Niger mengalir ke pantai selatan negara itu.
Negara Bagian Imo bersama dengan negara bagian Rivers dan Bayelsa yang berdekatan membentuk delta Sungai Niger, tempat kilang penyulingan ilegal berkembang.
Minyak pertama kali dipompa di Bayelsa pada tahun 1955 oleh Shell, dan sejak itu sekumpulan perusahaan minyak multinasional pindah untuk mengekstrak emas hitam dari delta yang luas dan berawa.
Minyak dari wilayah tersebut menyumbang antara 7% dan 10% dari PDB negara itu, tetapi kerusakan yang ditimbulkan pada ekosistem delta telah menjadi bencana besar, dan penduduk setempat harus menunggu menunggu puluhan tahun untuk mendapatkan ganti rugi. Shell, misalnya, diperintahkan untuk membayar kompensasi hanya pada tahun 2020 untuk tumpahan minyak besar-besaran di Rivers State yang terjadi pada tahun 1970.
Dengan pengangguran dan kemiskinan yang endemik di wilayah tersebut, penduduk setempat sering kali memanfaatkan jaringan pipa perusahaan minyak dan memperbaiki produknya sendiri. Proses ini, yang dikenal sebagai 'bunkering', berbahaya, dan menyebabkan kebocoran pipa setelahnya.
Editor : Fabyan Ilat