Sejarah Sinagog di Manado, Diawali dengan Kedatangan Yahudi Eropa

MANADO, iNewsManado.id - Sejarah Sinagog di Manado menjadi salah satu bukti kehadiran jejak komunitas Yahudi. Mereka memiliki sejarah yang menarik dan unik, meskipun tidak sebesar komunitas lainnya.
Berikut adalah rangkuman sejarah sinagog dan komunitas Yahudi di Manado:
Sebagian besar sejarawan meyakini bahwa kedatangan orang Yahudi ke Manado terkait dengan masa kolonial Belanda (sekitar abad ke-19 hingga awal abad ke-20). Mereka datang sebagai pedagang, tentara, atau pegawai pemerintah dari berbagai latar belakang Yahudi Eropa (terutama Belanda, Jerman, dan Inggris) serta sebagian dari Timur Tengah.
Seiring waktu, banyak anggota komunitas Yahudi berbaur dengan masyarakat lokal melalui pernikahan campuran. Anak-anak dari pernikahan ini seringkali diasuh dalam tradisi dan agama lokal, meskipun beberapa keluarga tetap mempertahankan identitas dan praktik Yahudi mereka secara turun-temurun.
Sinagoge Sha'ar Hashamayim (Tondano) adalah sinagog yang paling dikenal dan saat ini menjadi satu-satunya sinagog Ortodoks yang aktif di Indonesia terletak di Tondano, sebuah kota di dekat Manado.
Awalnya, bangunan ini adalah sebuah rumah yang kemudian digunakan sebagai tempat berkumpul dan beribadah jemaat Yahudi sejak tahun 1996. Sebagai jemaat terorganisir, komunitas ini baru terbentuk pada tahun 2003.
Sinagoge ini direnovasi pada tahun 2009, bertepatan dengan Konferensi Kelautan Dunia yang diadakan di Manado, dengan bantuan dari pemerintah daerah Sulawesi Utara dan Minahasa.
Interior sinagoge ini terinspirasi dari Sinagoge Portugis (Esnoga) di Amsterdam, dengan elemen-elemen seperti tempat lilin di ujung Tebah (mimbar), Heikal (lemari tempat penyimpanan gulungan Torah) yang serupa, dan lampu gantung antik dari era kolonial Belanda.
Selain ruang ibadah utama, sinagoge ini juga memiliki Mikvah (tempat pemandian ritual) dan Guest House untuk rabi tamu.
Sinagoge Lain (Sejarah Awal): Beberapa sumber menyebutkan adanya sinagog lain yang dibangun pada masa kolonial Belanda di luar kota Manado. Namun, sinagog ini dilaporkan menjadi satu-satunya yang tersisa dan masih digunakan oleh komunitas saat ini. Ada kemungkinan sinagog yang lebih tua ini yang kemudian menjadi cikal bakal Sha'ar Hashamayim atau bangunan terpisah yang kini tidak aktif.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta