MANADO, iNewsManado.id – Dalam dunia musik rohani, sosok Lisna G Arifin mungkin belum begitu dikenal banyak orang. Namun, karya ciptaannya yang berasal dari latar belakang Katolik telah menjelma menjadi lagu rohani yang abadi dan digemari di berbagai kalangan, termasuk di lingkungan Protestan. Ada tiga lagu ciptaan Lisna yang hingga kini tetap populer, yaitu Selamat Pagi Bapa, Bapa Surgawi, dan Sungguh Ku Bangga Bapa. Siapakah Lisna G Arifin?
Lagu Bapa Surgawi adalah salah satu contoh nyata betapa lagu ciptaannya bisa melewati batas denominasi. Lagu ini, yang sudah berusia 35 tahun, masih sering dinyanyikan di berbagai tempat ibadah hingga hari ini. Lirik dan melodi lagu ini begitu sederhana namun memiliki daya tarik universal. Tak heran, lagu ini tetap digemari oleh semua kalangan, tua dan muda. Bisa dibilang, Bapa Surgawi adalah salah satu karya rohani dalam negeri yang luar biasa populer hingga kini.
Awalnya, lagu Bapa Surgawi ditulis oleh Herna, adik Lisna G Arifin, pada tahun 1985 di Cirebon. Namun, pada saat itu hanya sebuah bait pertama yang tercipta. Lagu tersebut hampir terlupakan, sampai pada akhir tahun 1986, saat Lisna sedang melaksanakan saat teduh pagi. Saat itu, Lisna merasa teringat akan syair yang belum lengkap tersebut. Merenung dalam-dalam, Lisna merasakan bahwa syair yang ditulis oleh Herna mencerminkan usaha untuk lebih mendalami kasih Tuhan, lalu merangkainya menjadi kata-kata. Lisna pun terinspirasi oleh makna mendalam dalam syair tersebut dan mulai bergumul dengan perenungan itu.
Ketika Herna mengunjungi Cirebon, Lisna menceritakan pengalamannya saat saat teduh. Tanpa banyak bicara, Herna langsung menyanyikan bait pertama yang telah dia tulis, dan secara spontan, Lisna menciptakan refren yang kemudian melengkapi lagu tersebut. "Semua yang terjadi di dalam hidupku, ajarku menyadari Kau selalu sertaku..." – begitulah salah satu bagian dari lagu tersebut. Mereka menyanyikan lagu itu bersama-sama pada malam yang penuh makna tersebut, berulang kali, sambil terus menyempurnakan lagu yang mereka sebut sebagai 'pemberian dari Tuhan'.
Tidak menyia-nyiakan momen tersebut, Lisna pun merekam lagu itu dengan tape recorder, karena pada waktu itu belum ada ponsel. “Waktu itu belum ada HP. Lagian saya kan tak paham notasi musik, jadi saya rekam saja supaya jangan hilang,” kata Lisna mengenang.
Untuk pertama kalinya, Bapa Surgawi dinyanyikan saat Lisna melayani di penjara Cirebon. Lagu ini langsung menginspirasi banyak orang dan memberikan berkat. Proses penciptaannya terasa alami, tanpa ada perencanaan yang rumit. Seperti kebanyakan lagu rohani, syair dan melodi seringkali lahir dari pengalaman pribadi dalam bersekutu dengan Tuhan, dan hal tersebut terjadi pada Lisna dan Herna. Boleh dikatakan, saat teduh menjadi "bengkel" tempat lahirnya lagu ini.
Lagu Bapa Surgawi membawa pesan tentang kasih Tuhan yang tak terhingga, yang hadir di tengah kehidupan kita dalam berbagai bentuk. Bagi Lisna dan Herna, Tuhan bukanlah sosok yang jauh, tetapi bisa muncul kapan saja dalam bentuk sahabat, guru, atau bahkan keluarga. "Saat menulis bait pertama, adik saya ingin mengungkapkan perasaan tentang Tuhan yang hadir di dalam hidupnya melalui berbagai peristiwa," ujar Lisna, yang juga seorang pewarta di KAJ.
Editor : Fabyan Ilat