get app
inews
Aa Text
Read Next : Tom Lembong Ditetapkan Tersangka Korupsi Impor Gula

Korban Politisasi Kasus Korupsi dan Dipenjara, E2L Senasib dengan Presiden Brasil Lula Da Silva

Sabtu, 07 September 2024 | 22:41 WIB
header img
Elly Engelbert Lasut dan Presiden Brasil Lula Da Silva. Foto/Kolase/Istimewa

JAKARTA, iNewsManado.com – Elly Engelbert Lasut (E2L) merupakan salah satu calon gubernur (Cagub) Sulawesi Utara untuk kontestasi Pilgub 2024. E2L, sebutan tenar Elly Engelbert Lasut, diusung Partai Demokrat dan menggandeng Hanny Joost Pajouw sebagai calon wakil gubernur (Cawagub).

Manuver lawan politik yang paling kentara adalah menyerang persoalan kasus hukum yang menjerat E2L pada 2010 silam.  Seperti diketahui Elly Lasut pada tahun 2011 divonis oleh majelis hakim pengadilan negeri Manado dalam kasus SPPD fiktif tahun 2006-2008 dengan 7 tahun penjara serta pidana denda kepada terdakwa sebesar Rp200 juta jika tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama enam bulan.

Flashback ke belakang, kasus Elly Lasut itu mencuat ketika kontalasi politik Sulut sedang menghadapi Pemilihan Gubernur. Elly Lasut sebagai kontestan dan maju sebagai calon gubernur.

Saat itu, Pilgub Sulut terdapat 4 pasangan calon, yakni, Sinyo Harry Sarundajang-Djouhari Kansil, Stevanus Vreeke Runtu-Marlina Moha Siahaan, Elly Engelbert Lasut-Henny Wullur  dan Ramoy Markus Luntungan– Hamdi Paputungan. Penahanan E2L pun dilakukan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulut jelang pelaksanaan debat kandidat cagub dan cawagub bagian kedua. Alhasil, E2L absen di debat kedua dan hanya dihadiri cawagubnya.

Setelah menjalani hukuman, E2L pun menceritakan hal mengejutkan dalam perjalanan kasusnya pada 2010 silam. Dia menyebut, sengaja ‘dikorbankan’ karena tekanan politik waktu itu yang dilawannya.

Nasib E2L setali tiga uang dengan Presiden Brasil saat ini Luiz Inácio Lula da Silva atau Lula da Silva. Lula da Silva terpilih sebagai presiden Brasil berikutnya mengalahkan petahana Jair Bolsonaro. Ia menang tipis dalam putaran kedua yang berlangsung ketat pada hari Minggu, 30 Oktober 2022.

Kemenangan Lula da Silva mencerminkan kembalinya kekuatan politik sayap kiri di Brasil, sebuah negara terbesar di Amerika Latin.

Setelah empat tahun di bawah pemerintahan sayap kanan Jair Bolsonaro, hasil pemilu ini membawa perubahan besar bagi negara tersebut.

Pemilu ini juga menandakan kembalinya Lula da Silva ke panggung politik, setelah sebelumnya tersandung kasus korupsi yang membuatnya dipenjara.

Nama lengkapnya adalah Luiz Inacio Lula da Silva. Dalam pemilu kali ini, Lula memperoleh 50,9 persen suara, sementara Bolsonaro mengumpulkan 49,1 persen.

Lula lahir pada 27 Oktober 1945 di Garanhuns, Brasil, dari keluarga sederhana; ibunya adalah penjahit dan ayahnya buruh tani. Lula bahkan baru bisa membaca pada usia 10 tahun, dan harus berhenti sekolah di kelas lima untuk bekerja penuh waktu. Keterlibatannya dalam politik dipicu oleh ketiadaan perwakilan yang kuat dari kalangan pekerja. Pada usianya yang kini 77 tahun, ini akan menjadi kali ketiga Lula menjabat sebagai presiden, setelah sebelumnya menjabat dua periode berturut-turut dari 2003 hingga 2010.

Lula kemudian mendirikan Partai Buruh dan mencoba peruntungan politiknya pada 1982. Dia menjadi Presiden Brasil pertama yang berasal dari latar belakang pekerja dan juga orang pertama yang tidak memiliki pendidikan formal tinggi. Sebelum akhirnya terpilih sebagai presiden pada 2003, Lula sempat gagal dalam tiga upaya pencalonan pada 1989, 1994, dan 1998.

Latar belakangnya yang sederhana sempat membuat cemas sebagian elit Brasil, namun pada saat yang sama, hal itu membuatnya populer di kalangan kelas pekerja. "Bahasa Portugisnya yang kasar, kurangnya pendidikan formal, dan pandangan sosialis yang diusung Partai Buruh membuatnya dianggap berbahaya oleh kaum elit, tetapi justru disukai oleh kalangan bawah dan menengah," demikian tertulis dalam biografinya di situs Brown University.

Saat menjabat presiden dari 2003 hingga 2011, Lula berhasil membawa Brasil keluar dari kemiskinan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Meski melanjutkan beberapa program IMF yang dimulai pendahulunya, ia juga memperkenalkan kebijakan baru, salah satunya adalah Programa Bolsa Família (PBF), sebuah skema bantuan tunai bersyarat yang berhasil menurunkan kemiskinan dan meningkatkan partisipasi anak-anak di sekolah.

Namun, meski ada banyak kemajuan sosial dan ekonomi, tuduhan korupsi tetap menghantui Lula. Penggantinya, Dilma Rousseff, yang pernah menjadi Kepala Staf Lula, juga terseret dalam skandal korupsi yang melibatkan Partai Buruh dan pemerintahannya. Setelah Rousseff terpilih kembali pada 2014, tuduhan suap dalam jumlah besar muncul, menyeret sejumlah pejabat dan partai politik, termasuk Lula sendiri.

Pada 2016, Lula didakwa melakukan pencucian uang. Rumahnya digeledah dan ia diinterogasi, dan setahun kemudian ia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Total, Lula menghabiskan 580 hari di balik jeruji.

Di saat Lula jatuh, Jair Bolsonaro, seorang tokoh sayap kanan yang kerap dibandingkan dengan Donald Trump, justru meraih popularitas. Namun, kini pada usia 77 tahun, Lula berhasil kembali merebut kursi presiden setelah mengalahkan Bolsonaro dalam pemilu yang sangat ketat.

 

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut