JAKARTA, iNewsManado.com – Angelina Sondakh pernah menjadi sosok politikus populer di Indonesia. Bersama partai demokrat, Angelina Sondakh meraih sejumlah pencapaian fantastis.
Namun, ditengah pencapaiannya, Angelina Sondakh harus jatuh dan masuk penjara akibat kasus korupsi. Sekian tahun berlalu hingga dia bebas, Angelina Sondakh berbagi cerita mengenai pergolakan batin yang dihadapinya saat menjalani hukuman.
Istri mendiang Adjie Massaid ini dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun atas kasus korupsi Wisma Atlet saat menjabat sebagai anggota DPR pada 2012.
Perempuan yang akrab disapa Angie ini mengaku di tahun-tahun pertama pikirannya dipenuhi rencana balas dendam kepada orang-orang yang dianggapnya telah menjerumuskan hingga membuatnya hidup terpisah dari anak dan keluarga.
"Ketika 10 tahun aku di dalam, 4 tahun itu penuh dengan strategi. Nanti mau balas dendam gimana ya? Nanti gimana ya lihat orang itu kayak, 'ih, itu kan iblisnya kok jadi malaikat?'" ujar Angelina Sondakh dikutip dari YouTube Merry Riana, Rabu (5/6/2024).
Bertahun-tahun Angie menyimpan dendam, amarah hingga rasa putus asa. Sampai pada akhirnya, satu momen penting mendadak mengubah hidupnya.
Ini terjadi saat kakak Angie yang setia mendampinginya meninggal dunia. Peristiwa itu justru menjadi titik balik kehidupannya untuk melupakan dendam di hatinya.
"Tahun kedua kakak saya meninggal, yang ngurusin saya terus tuh. Nah, itu aku sudah mulai berubah," katanya.
Ibu sambung Aaliyah Massaid itu perlahan mencoba untuk fokus dengan kehidupannya, ketimbang mengurusi kehidupan orang lain. Ketenangan perlahan dirasakan kala diri mulai fokus memikirkan kehidupannya.
"Jadi bisa fokus ke diri sendiri, enggak usah kebanyakan lihat urusan orang. Urusan kita saja belum selesai. Kalau jiwa kita udah enak, pikiran juga nyaman," ujarnya.
Setelah mengirup udara bebas, Angelina Sondakh pun menata kembali hidupnya, meneruskan kebiasaan baik yang mulai terbentuk saat dirinya di penjara.
Salah satunya mendekatkan diri kepada Tuhan. Dia ingin menebus kesalahan dengan menjadi pribadi lebih baik.
Editor : Fabyan Ilat