Dengan menyelesaikan masalah tanpa harus menunda terlalu lama diharapkan akan terus menjaga hubungan tetap berjalan dan langgeng. Apabila sudah sampai titik terbawa mimpi, alangkah baiknya segera diobrolkan empat mata pada pasangan.
5. Firasat Buruk
Firasat itu nyata, tapi sebagai sebatas perasaan. Artinya, kita bisa saja merasakan firasat atau bahkan menemukan pola-pola tertentu dari firasat dan kemudian merumuskannya. Hanya saja, apa yang kita rasakan sebagai firasat itu belum tentu sesuai dengan kenyataan.
Jika pasangan kamu mulai menunjukan tanda komunikasi yang tak selancar biasanya kemudian tiba-tiba penampilan menjadi hal yang paling utama, ada baiknya kamu ceritakan firasat selingkuh tersebut langsung padanya.
6. Emosi Tak Stabil
Emosi yang tak menentu sering disebut labil, dimana kondisi tersebut seseorang mudah berubah keadaan perasaan dan kejiwaannya, dari sedih berubah menjadi marah, sering marah-marah dikarenakan sesuatu yang tidak jelas, dan sikap-sikap lainnya.
Komunikasi sangat penting dilakukan dalam menjalin suatu hubungan. Apalagi bagi pasangan muda yang hendak menikah. Rasa cinta yang masih terombang-ambing dengan hal lain pun terkadang membuat emosi terbawa mimpi.
7. Kurang Percaya Diri
Kepercayaan diri ternyata mempengaruhi berjalannya suatu hubungan. Diselimuti dengan perasaan tidak yakin terhadap diri sendiri, tanpa sadar ini akan mempengaruhi sikap kita pada pasangan. mulai dari mempertanyakan komitmen pasangan, mudah cemburu, tidak percaya kesetiaannya, hingga jadi sering menuduh pasangan selingkuh.
Takut kehilangan sosok kekasih, menjadikan dirimu terlalu memuja-muja pasangan. Sifat tersebut justru bisa menjadi bumerang terhadap keharmonisan hubungan.
Singkatnya, sifat kurang percaya diri yang hadir dalam suatu hubungan bisa dengan mudah mengubah cara pandang terhadap pasangan, apalagi sampai terbawa mimpi.
8. Belum Move On
Arti kata move on dalam percintaan memiliki makna yang lebih positif yaitu dengan berbaikan dengan semua kenangan dan masa lalu. Mengambil pelajaran dari apa yang telah dilalui, sehingga tidak memiliki penyesalan dan rasa sakit ketika mengingat setiap momennya.
Editor : Norman Octavianus