get app
inews
Aa Read Next : Siswa TK Tidak Bisa Baca Dipukul Guru Pakai Penggaris hingga Paha Kaki Merah Memar

Alami Sakit Tulang Belakang karena Jatuh Terduduk, Ini Saran Ahli Bedah Saraf

Selasa, 01 Februari 2022 | 09:58 WIB
header img
Nyeri pada tulang belakang. (Foto ilustrasi: Freepik)

JAKARTA, iNews.id - Siapa saja bisa mengalami nyeri pada tulang belakang. Bahkan menurut fakta, rasa nyeri yang ditimbulkan akibat gangguan pada tulang belakang setidaknya pernah dirasakan oleh sekitar 80 persen penduduk dunia.

Saat mengalami gangguan tulang belakang, ada tiga kekhasan yang biasanya dirasakan. Pertama seperti disebutkan dr. Ibnu Benhadi, Sp.BS (K), adanya rasanya nyeri pada punggung dan rasa sakit yang menjalar.

“Khasnya itu rasa sakit tidak berlokasi di satu titik lokasi saja, tapi menjalar rasa nyerinya,” ujar dr. Ibnu dalam gelaran webinar ‘Metode Dekomperasi Saraf Terjepit Tulang Belakang Generasi Terkini’, beberapa waktu lalu.

Pemicu timbulnya gangguan tulang belakang bisa bermacam-macam, salah satunya karena trauma tulang belakang. Trauma tulang belakang yang timbul contohnya karena mengalami jatuh, jatuh dalam posisi terduduk contohnya.

Rasa sakit setelah jatuh dalam posisi duduk, bisa dirasakan langsung atau timbul hilang pada sebagian orang. Jika mengalami jatuh terduduk ini, apakah harus menunggu nyeri berkelanjutan ataukah ternyata harus langsung diperiksa ke dokter?

Dokter Ibnu menerangkan, dilihat dulu keluhan yang dialami seperti apa sifatnya. Jika permanen, kemungkinan besar sudah menyangkut pada saraf.

“Banyak faktor, lihat dulu orangnya gede apa enggak, tinggi tubuhnya, keluhannya apa dulu. Intinya kalau terjadi keluhan permanen, nyeri, kebas, sampai kesemutan itu sudah terkait dengan saraf. Lebih baik segera dokter,” ujarnya.

Memeriksakan diri ke dokter ahli, hingga melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan rontgen atau pun MRI. Ditujukan bukan langsung operasi, melainkan melihat tingkat keparahan kelainan yang dialami pasien.

“Segera ke dokter itu bukan langsung operasi, tapi dideteksi dulu kelainannya berapa parah,” kata dr. Ibnu. 

Jika memang pasien sampai mengalami patah tulang, salah satu metode pengobatan, disebutkan Dr. dr. Wawan Mulyawan, Sp. BS, Sp. KP, bisa dengan operasi bedah BESS (Biportal endoscopic spinal surgery) dengan teknologi briportal yakni pembedahan yang minimal invasif, sehingga kerusakan struktur anatomi bisa seminimal mungkin.

“Kalau patah tulang hanya memerlukan BESS atau ditambah pemasangan implant atau pen untuk memperkuat tulang,” ucap Dr. dr. Wawan.

Editor : Norman Octavianus

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut