get app
inews
Aa Text
Read Next : Mantan Kapolda Sulut Terpilih Jadi Ketua KPK RI Periode 2024-2029

Ini Penyebab Migrain dan Cara Mengatasinya

Selasa, 25 Januari 2022 | 09:35 WIB
header img
Migrain adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami nyeri kepala yang terasa berdenyut. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id – Sakit Migrain merupakan gangguan bagi pekerja.

Migrain adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami nyeri kepala yang terasa berdenyut.

Namun, nyeri kepala tersebut dapat dikatakan sebagai migrain jika memiliki karakter seperti dirasakan pada satu sisi kepala, berintensitas sedang hingga berat, berdenyut dan dapat memburuk akibat aktivitas fisik.

Migrain paling sering dialami sejak pubertas dan semakin banyak menyerang dengan rentang usia 35 – 45 tahun.

Berdasarkan data dari Pescado Ruschel & De Jesus (2020), secara global, prevalensi migrain secara keseluruhan mencapai hingga 12% dari total populasi dan menduduki nomor dua tertinggi sebagai penyebab hendaya (disability).

Migrain menjadi alasan tertinggi nomor 4 - 5 untuk kunjungan ke unit gawat darurat.

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti dari migrain, namun beberapa faktor yang menjadi pemicu migrain adalah kondisi stress makanan atau minuman yang dikonsumsi, bau tertentu, waktu makan yang tidak teratur, waktu tidur yang kurang ataupun lebih, aktivitas fisik atau olahraga tertentu atau berlebihan; suhu panas.

Faktor pemicu lainnya yang sering terjadi pada wanita adalah terjadinya perubahan hormon, terutama saat menstruasi, ovulasi dan kehamilan.

Serangan migrain dengan rasa nyeri yang mengganggu dapat berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari.

“Dalam hal ini, berbagai gejala yang dapat yang timbul dan dirasakan akibat migrain adalah mual, muntah, hipersensitif terhadap kebisingan dan hipersensitif terhadap cahaya,” ujar dr Irawati dalam Edukasi Masyarakat Awam Mengenai Penanganan Migraine, bersama PT Johnson & Johnson.

Namun menurutnya, sebagian penderita juga dapat mengalami gejala neurologi lainnya yang disebut sebagai aura, sebelum dan/atau selama serangan nyeri kepala.

“Dalam hal in contohnya adalah melihat garis – garis zigzag atau kesulitan untuk berbicara,” terang dr Irawati.

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut