MANADO, iNewsManado.com - Meskipun Kontingen Pra PON Sulawesi Utara (Sulut) dalam cabang olahraga Muaythai tidak mendapatkan dukungan dari Pengurus Provinsi (Pengprov) Muaythai Indonesia (MI) Sulut di bawah kepemimpinan Youbert Dondokambey, semangat tak tergoyahkan para atlet dan pelatih untuk menghadapi seleksi menuju PON XXI tahun 2024.
Dengan kekuatan sebanyak 20 orang, terdiri dari 18 atlet dan dua pelatih, Tim Pra PON Cabang Olahraga (Cabor) Muaythai Sulut tiba di Surabaya. Mereka berhasil sampai di kota tersebut berkat dukungan dana bantuan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sulut, yang menjadi kunci dalam menjalani tahap kualifikasi PON bagi cabang olahraga yang memenuhi syarat.
Hendra Massie, pelatih Cabor Muaythai Sulut, mengungkapkan apresiasi kepada KONI Sulut atas bantuan yang telah diberikan untuk keberangkatan kontingen mereka menuju Pra PON. "Sebagian besar dana yang digunakan oleh kontingen Pra PON Muaythai berasal dari bantuan KONI Sulut serta usaha swadaya dari pelatih dan atlet," ungkap Massie pada Sabtu (19/8/2023).
Menurut Massie, sebelum berangkat ke Pra PON di Surabaya yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 hingga 27 Agustus 2023, tim pelatih dan atlet sudah bersatu dalam memaksimalkan bantuan dana dari KONI Sulut, yang terdiri dari tiket pesawat dan uang saku.
"Izin KONI Sulut mencakup dana untuk tiket pesawat dan uang saku. Sementara untuk akomodasi, transportasi, konsumsi, dan perlengkapan pertandingan, semuanya diperoleh melalui upaya swadaya dari pelatih dan atlet dengan menggunakan sebagian uang saku dari KONI Sulut," jelas Massie, pendapat yang didukung oleh asisten pelatih Minarti Palangda.
Namun, ketika ditanya mengenai peran Pengprov MI Sulut, keduanya hanya bisa tersenyum pahit. "Kami telah berusaha untuk melaporkan rencana keikutsertaan kami dalam Pra PON kepada Ketua Umum Pengprov MI Sulut. Namun, sampai kami tiba di Surabaya, kami belum menerima tanggapan apapun," tutur keduanya sambil memperlihatkan bukti pesan WhatsApp yang telah dikirimkan kepada Ketua Pengprov MI Sulut, Youbert Dondokambey.
Massie menambahkan, "Pada awal Agustus, Ketua sempat merespons pesan WhatsApp dan meminta kami untuk menunggu hingga ia kembali dari luar negeri. Namun, setelah tanggal kepulangannya, kami pergi ke kantor Ketua Umum untuk memberikan laporan tentang partisipasi kami dalam Pra PON. Sayangnya, hingga saat ini, kami belum menerima respon apapun."
Menghadapi situasi tanpa dukungan nyata dari Pengprov MI Sulut, para atlet dan pelatih telah berjuang keras untuk memaksimalkan bantuan dari KONI Sulut. Mereka bahkan harus berhemat dalam akomodasi di Surabaya. "Kami terpaksa menyewa dua kamar apartemen untuk menampung 20 orang atlet dan pelatih dengan usaha swadaya dari kami sendiri, menggunakan sebagian dari uang saku yang diberikan oleh KONI Sulut," tambah Massie.
Meskipun harus menghadapi keterbatasan dana dalam perjalanan menuju Pra PON, semangat juang para atlet tetap berkobar. "Kami tetap akan berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi Sulawesi Utara. Terima kasih kepada KONI Sulut yang telah memfasilitasi perjalanan kami ke Pra PON di Surabaya," ungkap Massie yang diiyakan seluruh atlet.
Editor : Subhan Sabu