BAGI sebagian orang percaya, ada tempat-tempat tertentu yang sering dijadikan hunian para makhluk gaib. Bukan hanya di tempat yang gelap atau sunyi, justru di pusat perbelanjaan atau Mal juga bisa dijadikan hunian. Seperti yang terjadi oleh kakak-beradik ini.
Pengalaman ini dialami oleh seorang perempuan bernama Yaya. Ketika itu ia dan adik perempuannya pergi ke suatu pusat perbelanjaan di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat.
Seperti kebanyakan anak muda kalo ke toilet selain ingin buang air kecil, Yaya juga menyempatkan diri untuk membetulkan riasannya. Karena kondisi toilet yang sepi pada saat itu, Yaya dan adiknya memanfaatkannya untuk mirror selfie berdua.
“Awalnya engga ada yang aneh, kami foto-foto mirror selfie seperti biasa, dan berlanjut pulang ke rumah. Saat iseng liat-liat hasil foto dengan seksama saya perhatiin salah satu hasil foto saya berdua adik saya,” ungkap Yaya seperti dikutip dari Quora.
Foto tersebut menunjukkan Yaya yang sedang berdiri bersebelahan adiknya menghadap kaca toilet dengan gaya masing-masing. Tangan kanan Yaya merangkul pundak adiknya dan tangan adiknya memegang ponsel yang diarahkan ke kaca untuk mengambil foto.
“Yang anehnya adalah terselip sesuatu yang janggal di antara foto kami berdua, karena engga yakin saya zoom fotonya dan terlihat jelas yang terselip ini berbentuk alat vital laki-laki dalam keadaan tegang,” kata Yaya.
“Iya hanya nampak alat vitalnya saja yang terselip di antara pinggul saya dan adik saya,” tambahnya.
Untuk meyakinkan adiknya, Yaya pun menunjukkan foto tersebut kepada adiknya dan adiknya pun berpendapat serupa.
“Alat vital laki-laki dalam keadaan tegang berwarna putih gambarannya seperti kulit bule gitu, dan enggak burem sama sekali fotonya jadi terlihat jelas memang bentuknya itu. Padahal kondisi toilet saat itu kosong dan di dalam toilet wanita, anehnya yang nampak di foto kami alat vital laki-laki.”
Karena parno dan takut akhirnya foto itu langsung Yaya hapus dari galeri fotonya. Yaya mengaku sejak saat itu, ia jadi parno jika ingin foto di toilet sendiri.
Editor : Norman Octavianus