get app
inews
Aa Text
Read Next : Indonesia Resmikan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7, Begini Keunggulannya

Ini Keunikan Pakaian Adat Daerah Sulawesi Utara dari 4 Etnis yang Wajib Anda Ketahui

Rabu, 15 Maret 2023 | 08:13 WIB
header img
Laku Tepu pakaian adat daerah Sulawesi Utara dari etnis Sangihe dan dan Talaud. Foto/Istimewa

MANADO, iNewsManado.com - Pakaian adat daerah sulawesi Utara akan dibahas dalam artikel kali ini. Sebelum mengulas lebih jauh, sekadar diketahui di Sulawesi Utara terdapat empat etnis, yakni, Etnis Minahasa, Etnis Sangihe, Etnis Talaud dan Etnis Bolaang Mongondow. 

Nah, dari keempat etnis inilah terdapat beberapa pakaian adat daerah Sulawesi Utara. Dalam penggunaannya saat ini, pakaian adat daerah sulawesi Utara tidak hanya digunakan dalam acara budaya namun sudah digunakan dalam acara resmi pemerintahan maupun pesta perkawinan. 

Berikut jenis pakaian adat daerah Sulawesi Utara dirangkum iNewsManado.com, Rabu (15/3/2023) ; 

 

1. Laku Tepu


Foto/Istimewa

 

Pakaian adat daerah Sulawesi Utara yang pertama adalah dari Sangihe dan Talaud, yakni Laku Tepu. Kata “Laku” berarti pakaian, sedangkan “tepu” berarti agak sempit. Dengan kata lain, “laku tepu” berarti pakaian yang bagian lehernya agak sempit atau tidak terbuka.

Nah, pada pakaian adat daerah Sulawesi Utara ini, laku tepu ternyata dibuat dari Kofo. Kofo adalah sejenis pohon pisang yang banyak ditemukan di daerah Sangihe dan Talaud. Serat kofo tersebut tersebut ditenun menjadi lembaran kain dengan alat tenun yang bernama “kahuwang”.

Pun, pada laku tepu ada bagian pelengkap pakaian adat tersebut pada pria, yakni Popehe dan Paparong. Popehe adalah sejenis kain dari kofo yang dipakai dengan cara diikatkan pada pinggang sebelah kiri dan ujungnya terurai ke bawah. 

Fungsi popehe yang utama adalah untuk memperindah pakaian laku tepu dan menjadi simbol pembangkit semangat dalam mengatasi rintangan maupun melaksanakan tugas.

Sementara Paparong adalah sehelai kain yang dipakai dengan cara diikatkan pada bagian kepala dan menutupi dahi. Paparong biasanya terbuat dari kain kofo yang kemudian dibentuk segitiga sama sisi dengan alas selebar 3 sampai 5 cm yang dilipat sebanyak tiga kali.

Sementara untuk pelengkap laku tepu pada wanita yakni ada Kahiwu dan Bandang. Kahiwu adalah pelapis bagian dalam yang diikatkan di pinggang sebelah kiri dengan variasi lipatan (wiron) yang disebut “leiwade”. Dan Bandang merupakan selembar kain berukuran 1,5 meter dengan lebar 5 cm yang diletakkan di bahu kanan dan ujungnya diikatkan ke pinggang sebelah kiri. Biasanya bandang hanya dikenakan oleh wanita dari kalangan rakyat biasa. 

Pakaian adat Sangihe dan Talaud merupakan pakaian yang sering dikenakan oleh masyarakat suku Sangihe dan suku Talaud ketika menggelar upacara adat “Tulude” yang digelar rutin setiap tahun.

2. Baju Pengantin Bolaang Mongondow


Foto/Istimewa

 

Pakaian adat daerah Sulawesi Utara yang berikutnya adalah baju pengantin dari Bolaang Mongondow. Untuk pengantin pria, baju yang dikenakan berupa baju kurung yang terbuat dari kain satin antalas dengan warna kekuning-kuningan. Untuk pengantin wanita akan mengenakan baju salu yang lehernya berbentuk seperti huruf V yang agak membulat. Lengannya panjang dan warna bajunya terlihat mencolok atau senada dengan warna baju pengantin pria.

Pakaian adat daerah Sulawesi Utara yang berikutnya dari Bolaang Mongondow adalah pakaian Kohongian dan Simpal

Kohongian jenis baju pengantin tapi hanya digunakan golongan bangsawan. Simpal hanya digunakan oleh kalangan bangsawan–seperti pendamping kerajaan pada upacara pernikahan.

3. Tonaas Wangko dan Walian Wangko


Foto/Istimewa

 

Pakaian adat daerah Sulawesi Utara yang berikutnya adalah Tonaas Wangko dan Walian Wangko dari etnis Minahasa. 

Khusus pakaian Tonaas Wangko adalah dikenakan pria. Model pakaian ini berbentuk kemeja berlengan panjang dengan kerah yang tinggi serta tidak memiliki saku. Pada ujung baju bagian depan yang terbelah ada hiasan bermotif bunga padi dengan warna kuning keemasan. Sementara untuk pakaian Walian Wangko berbentuk panjang sepert jubah dengan warna putih dan hiasan corak bunga padi.

Selain itu, di Minahasa terdapat juga pakaian pengantin yang jadi pakaian adat Sulawesi Utara. Pada pria identik dengan jas yang tertutup atau terbuka lalu dipadukan dengan celana panjang. Di bagian pinggang ditambahkan dengan selendang dan di bagian kepala ada aksesoris topi yang disebut porong. Sementara yang dikenakan perempuan yakni baju ikan duyung.

Baju ikan duyung ini terdiri dari kebaya putih dan kain sarung dengan warna serupa yang disulam dengan motif sisik ikan. Selain itu, ada juga sarung bermotif sarang burung yang dikenal dengan nama salim burung.

Itulah keunikan pakaian adat Sulawesi Utara yang dilihat dari keberagaman etnis. Semoga bermanfaat. 

 

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut