MANADO, iNews.id - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan blak-blakan soal perjalanan hidupnya.
Dalam akun instagram pribadi Dahlan Iskan @dahlaniskan19, dia menyebut satu orang yang paling berjasa dalam perjalanan hidupnya.
Eric Samola. (Wikipedia)
“Yang paling mempengaruhi saya adalah orang yang bernama Bapak Eric Samola. Itu orang Manado tetapi menjadi pengusaha di Jakarta menjad politisi menjad pengurus pusat salah satu partai politik yang besar, dekat dengan presiden pada waktu itu,” ujar Dahlan Iskan.
“Beliaulah yang menjadi mentor saya terutama dibidang bisnis dan politik,” ujar Dahlan Iskan.
Di mata Dahlan Iskan, Chairman/CEO Jawa Pos Group, sosok pekerja keras yang
sesungguhnya dan dikenalnya adalah mendiang Eric Samola, putra Kawanua yang
memberinya kepercayaan untuk memimpin Jawa Pos. “Karena saya tahu Pak Eric pekerja
keras, maka saya takut tidak sukses diberi kepercayaan olehnya,” kata Dahlan.
Mendiang Eric berinisiatip membeli Jawa Pos pada 1982. Secara bisnis, kondisi koran
yang didirikan oleh The Cung Sen ini sebenarnya kala itu sedang dalam kondisi tidak
menarik. Oplahnya tinggal sekitar 6 ribuan eksemplar. Tapi ‘instink’ bisnis Eric bicara
lain. Dia yakin koran ini bisa menjadi besar kalau ditangani secara sungguh-sungguh oleh
orang-orang yang bekerja secara sungguh-sungguh pula.
Meski koleganya kurang setuju, Eric yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama PT
Grafiti Pers (penerbit majalah TEMPO saat itu), pantang mundur. Bahkan, dia berani
memberi jaminan, kalau proyek ini gagal dia akan bertanggung jawab secara pribadi.
Artinya, dia akan mengganti seratus persen uang TEMPO yang digunakan untuk membeli
Jawa Pos apabila koran tersebut tidak berkembang.
Dan berkat kejeliannya pula Eric mendapatkan seseorang yang tepat untuk mewujudkan
keyakinannya itu, yaitu Dahlan Iskan. Lelaki kelahiran Magetan, Jatim ini dipilih Eric
untuk memimpin Jawa Pos. Kelak di kemudian hari terbukti bahwa ‘instink’ dan kejelian
Eric benar-benar jitu. Dahlan ternyata sangat ‘klik’ dengan ilmu manajemen, gaya
kepemimpinan, dinamika, dan speed ala seorang Eric Samola. Ibarat istilah Jawa, Eric
dan Dahlan seperti “tumbu oleh tutupe” dikutip dari berbagai sumber.
Dilansir wikipedia, Eric Samola lahir di Rerewokan, Tondano Barat, Minahasa, Sulawesi Utara pada tanggal 26 Agustus 1936. Ayahnya, Paul Samola, berpulang saat Eric berusia satu tahun dan adiknya masih dalam kandungan.
Setamat SMA Eric pergi ke Jawa dengan cita-cita menjadi polisi. Akan tetapi, setiba di Jakarta, ia beralih ingin menjadi hakim.
Oleh karenanya, ia memilih kuliah di Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Unversitas Indonesia (sekarang FH-UI) dan lulus pada tahun 1964. Semasa kuliah Eric aktif dalam kepengurusan organisasi mahasiswa Kristen GMKI.
Dari sanalah ia mengenal dunia politik dan bertemu Dorothea Sara Luntungan, calon jodohnya.
Editor : Fabyan Ilat