JEMBER, iNews.id - Pemilihan Kepala Desa ( Pilkades ) di Jember meninggalkan kesan miris bagi warga desa setempat, pasalnya jalan menuju pondok pesantren dan rumah warga mendadak ditutup orang tidak dikenal pascapilkades.
Diduga, penutupan jalan itu merupakan imbas dari pilkades yang diduga sebagai ulah cakades yang kalah dalam pemilihan.
Jalan menuju Ponpes Asmoro Qondi Plerean itu ditutup menggunakan bambu oleh orang tak dikenal yang diduga suruhan cakades yang kalah.
Akibatnya, akses jalan menuju pondok pesantren berikut beberapa rumah warga di sekitarnya tak dapat dilalui karena terhalang bambu.
Aksi penutupan itu pun terekan video amatir memperlihatkan saat orang tak dikenal yang diduga suruhan Calon Kepala Desa Plerean, Kecamatan Sumberjambe, Jember yang kalah dalam pemilihan kepala desa beberapa hari lalu menutup akses jalan.
Nampak orang-orang tersebut memasang patok bambu dan menutup jalan sehingga tak dapat dilalui orang maupun kendaraan.
Padahal jalan tersebut merupakan akses masuk warga untuk pengajian, berbobat alternatif, kegiatan santunan anak yatim di ponpes itu, berikut petani yang akan mencari rumput di sawah.
Namun akses jalan itu telah ditutup tanpa alasan yang jelas dari si penutup jalan. Saat warga menanyakan tidak satu pun yang mau memberikan penjelasan.
Beberapa warga justru menuduh Sudahyo, Cakades Plerean Incumbent yang kalah dalam pilkades beberapa waktu lalu, karena saat penutupan jalan tersebut cakades yang kalah itu ada di antara beberapa warga tak dikenal yang melakukan aksi penutupan.
Diduga dia geram lantaran warga yang ada di sekitar jalan yang ditutup tidak mendukung dirinya dalam pilkades, sehingga area tanah yang diduga milik cakades yang kalah itu kemudian ditutup tanpa pemberitahuan warga sekitar.
Pengasuh Ponpes Asmoro Qondi Plerean, Abdurahman Wahid membenarkan yang menutup akses jalan tersebut Sudahyo, yang tak lain adalah calon kepala desa plerean yang kalah dalam pilkades beberapa hari lalu.
“Jika pun tanah yang ditutup tersebut milik cakades yang kalah, seharusnya dari sisi kemanusiaan tidak lantas menutup jalan semena mena, karena jalan itu merupakan akses warga untuk pengajian, berobat alternatif dan kegiatan santunan anak yatim di ponpes tersebut sehingga saat ini sangat kesulitan masuk pondok lantaran jalan tersebut ditutup,” ungkapnya.
Abdurahman pun berharap hal ini dapat diselesaikan secara musyawarah dengan berbagai pihak tanpa harus menutup jalan, karena jalanan itu dibutuhkan oleh masyarakat banyak
Sementara itu, Sudahyo Cakades Plerean yang kalah saat dikonfirmasi lewat HP mengaku, tidak melakukan penutupan jalan dan itu tidak ada.
Editor : Fabyan Ilat