Mengenang Opa Mangindaan: Pendiri PSSI dan Bekas Pelatih Timnas

Opa Mangindaan terpilih menjadi asisten Pogacnik karena pengalaman dan prestasinya di tingkat klub. Indonesia perlahan menjelma menjadi kekuatan hebat di Asia.
Prestasi paling membanggakan yang hingga kini masih terus lekat dalam kenangan, adalah saat Indonesia menahan raja Eropa waktu itu, Uni Soviet 0-0 dalam Olimpiade Melbourne Australia, tahun 1956.
Waktu itu Uni Soviet ada kiper terbaik sepanjang masa yang dijuluki ‘Si laba-laba hitam’, Lev Yashin. Penampilan hebat Indonesia dalam laga itu oleh FIFA menjadi ‘Salah satu hasil paling mengejutkan dalam Olimpiade’.
Prestasi lainnya, Opa Mangindaan turut mengantarkan Indonesia meraih medali perunggu di Asian Games 1958 Tokyo.
Saat itu Indonesia kalah 1-0 atas RRC, yang kemudian menjadi juara setelah melibas Korsel di partai puncak.
Di perebutan tempat ketiga, Indonesia menghajar Indonesia India 4-1. Pada Kualifikasi Piala Dunia Swedia 1958, tim asuhan Poginick dan Opa Mangindaan nyaris menembus putaran final Piala Dunia 1958 di Swedia.
Ketika bertanding melawan RRC di partai pertama babak kualifikasi Asia (12/5/1957), Indonesia menang dengan skor 2-0. Pertandingan ini sangat teringat publik sepakbola nasional, karena gol salto penyerang andalan Indonesia, Ramang.
Giliran Indonesia yang bertandang ke kandang RRC. Indonesia kalah tipis 4-3 dan harus melaksanakan pertandingan ulang di tempat netral (Myanmar).
Pertandingan berakhir seri tanpa gol, melajulah Indonesia dengan keunggulan selisih gol. Di putaran akhir kualifikasi tersebut, Indonesia bergabung dengan Israel, Sudan dan Mesir. Sayang, Indonesia enggan bertanding ke kandang Israel karena alasan politis. Indonesia akhirnya mendapat diskualifikasi.
Menghadapi Asian Games 1962 Jakarta, timnas dengan kepercayaan diri tinggi menyambut target juara.
Namun, skandal ‘suap senayan’ beberapa pilar penting Timnas, membuat pelatih kepala Tonny Poganick terpukul. Alhasil Indonesia hancur lebur saat Hari H.
Indonesia tak lolos kualifikasi grup meski bermain di kandang sendiri. Poganick kemudian mundur dari pelatih kepala.
Sepeninggal Poganick, Opa Mangindaan kemudian menjadi penggantinya. Mangindaan mengandalkan pemain seperti Soetjipto Soentoro, Sinyo Aliandoe Abdul Kadir dan Reny Salaki.
Editor : Fabyan Ilat