Penambang Tatelu Apresiasi YEAI dan AGC Hadirkan Fasilitas Pengelolaan Emas Tanpa Merkuri

MANADO, iNews.id — Komitmen Yayasan Emas Artisanal Indonesia (YEAI) bekerja sama dengan Artisanal Gold Council (AGC) Kanada untuk mewujudkan penambangan ramah lingkungan lewat Program Emas Rakyat Sejahtera (PERS) diapresiasi para penambang Tatelu, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Sabtu (6/11/2021).
Ketua Koperasi Batu Emas Tatelu Henry Walukow mengatakan, pihaknya mendukung penuh program penambangan tanpa merkuri di area penambangan rakyat Tatelu. “Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada YEAI dan AGC sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam mewujudkan penambangan yang ramah lingkungan. Serta membantu penambang untuk mendapatkan akses penjualan emas langsung ke PT. Antam dengan harga yang kompetitif,” ujar Walukow.
Sekadar diketahui, PERS yang merupakan program yang didukung penuh Pemerintah Kanada lewat Global Affairs Canada bertujuan untuk membantu fasilitas pengelolaan emas tanpa merkuri kepada penambang emas di Tatelu.
Country Project Manager PERS, Agni Pratama mengungkapkan, program ini merupakan kemitraan pemerintah Kanada dan Indonesia guna menurunkan, menghilangkan dan menghapuskan penggunaan merkuri di dunia.
“Dengan mengajak penambang emas skala kecil untuk melakukan aktivitas penambangan yang ramah lingkungan tanpa menggunakan merkuri,” ucap Pratama.
Lanjut Agni Pratama, program PERS menyasar Tatelu karena dari hasil seleksi aktivitas penambangannya sudah mengantongi izin dan memiliki organisasi atau wadah tempat berhimpun para penambang.
“Selama program ini berjalan, kami membantu komunitas mendapatkan KK dan KTP supaya penambang memiliki akses fasilitas pemerintah, seperti kesehatan dan perlindungan sosial,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Sulut, Ronald Sorongan berharap agar lebih banyak penambang bisa yang bergabung dalam koperasi. “Banyak bantuan yang menyasar para penambang, tetapi penerimanya harus dalam bentuk koperasi atau berbadan hukum,” tutup Sorongan.
Editor : Kim Tawaang