MANADO, iNews.id - Waspada banjir. Kata ini sebagai warning bagi warga Kota Manado memasuki bulan November 2021. Meningkatnya curah hujan ditambah adanya persoalan drainase dibeberapa titik yang sedang dibangun dan masih ada yang belum diperbaiki, tentu jadi salah satu faktor yang harus jadi pertimbangan.
BACA JUGA: Ganda China Chen Qingchen Akui Pebulutangkis Manado Ini Miliki Pukulan Mematikan
Pun, prakiraan banjir di Kota Manado telah melalui kajian dan pembahasan antara BMKG, DitJen Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Badan Informasi Geospasial (BIG). Dalam hal ini BMKG sebagai penyedia Informasi Prakiraan Hujan Bulanan, PSDA PUPR menyediakan Daerah Rawan Banjir dan Badan Informasi Geospasial (BIG) menyiapkan peta dasar (RBI, Sistem Lahan dan Lahan Cover). Prakiraan Potensi Banjir yang disampaikan meliputi potensi banjir tinggi, menengah, rendah dan aman dari kejadian banjir.
Sebelumnya, Wali Kota Andrei Angouw memimpin Apel Kesiapsiagaan Terpadu Dalam Rangka Antisipasi Bencana di Halaman Polresta Manado, Senin (25/10/2021).
Dalam arahannya, wali kota mengapresiasi Polresta Manado, TNI, BPBD dan stakeholder terkait dalam rangka mencek kesiapan mengantisipasi bencana alam di Kota Manado.
Ia pun mengingatkan tentang ancaman bencana apalagi akhir tahun yang sering dilanda hujan lebat. Antisipasi gempa bumi juga harus menjadi perhatian agar tidak berdampak besar terhadap kerugian masyarakat.
BACA JUGA: Wali Kota Andrei Angouw Sebut Batik Manado Transformasi Kekayaan Budaya
"Ini menjadi tugas penting dari satuan pelaksana penanggulangan bencana dan jadilah ahli pada bidang masing-masing termasuk kesiapan dalam melakukan pemetaan serta sosialisasi tentang potensi bencana. Seperti simulasi-simulasi untuk daerah-daerah dan lokasi rawan bencana Manado," ujar Wali Kota Andrei Angouw.
Sementara, Pengamat kemasyarakatan Unsrat Jetty Tamanampo-M mengatakan antisipasi dini akan lebih efektif ditambah dengan kesadaran masyarakat menjaga lingkungan.
“Selain faktor alam. Banjir juga disebabkan kondisi DAS yang belum memadai. Drainase yang harus memadai, juga kesadaran masyrakat menjaga kebersihan. Salah satunya kebersihan saluran pembuangan air dengan tidak membuang sampah sembarangan,” jelas Jetty.
Dosen Antropologi FISIP Unsrat ini menambahkan, pemerintah dan pihak terkait harus gerak cepat.
“Tentu dengan fokus pada wilayah dengan potensi terburuk dan selalu jadi langganan banjir. Sehingga timbulnya korban maupun kerusakan pascabanjir bisa ditekan untuk tahun ini,” ujar dia.
Editor : Fabyan Ilat