get app
inews
Aa Text
Read Next : Kantor Cabang ACC Syariah di Gorontalo Diresmikan

Snap Alami Persoalan Ekonomi, Saham Anjlok

Selasa, 24 Mei 2022 | 13:34 WIB
header img
Ilustrasi. (Reuters)

PERUSAHAAN Snap Inc di Amerika Serikat menyatakan mengalami persoalan ekonomi. Pihak Snap mengatakan ekonomi telah memburuk lebih cepat dari yang diharapkan pada bulan lalu dan perusahaan media sosial memangkas perkiraan kuartalannya.

"Lingkungan ekonomi makro telah memburuk lebih jauh dan lebih cepat dari yang diantisipasi. Akibatnya, kami yakin kemungkinan besar kami akan melaporkan pendapatan dan menyesuaikan EBITDA di bawah batas bawah kisaran panduan Q2 2022 kami," kata perusahaan itu dalam sebuah Pengajuan sekuritas AS dilansir Reuters, Selasa (24/5/2022).

Saham Snap turun 31%, Alphabet turun 3,6% dan Amazon turun 2,2%. Nasdaq berjangka juga jatuh, dengan para pedagang menyalahkan Snap.

Saham A.S. telah berakhir lebih tinggi pada hari Senin, dipimpin oleh keuntungan dari bank dan teknologi, tetapi kenaikan tersebut mengikuti penurunan mingguan terpanjang di Wall Street sejak dotcom bangkrut lebih dari 20 tahun yang lalu dan banyak investor tetap gelisah.

BACA JUGA: Hipertensi: Kenali Gejala, Cara Penanganan dan Biasakan Hidup Sehat

Kepala Eksekutif Snap Evan Spiegel mengatakan kepada karyawan dalam sebuah memo yang dilihat oleh Reuters bahwa perusahaan akan memperlambat perekrutan untuk tahun ini dan memaparkan sejumlah masalah.

"Seperti banyak perusahaan, kami terus menghadapi kenaikan inflasi dan suku bunga, kekurangan rantai pasokan dan gangguan tenaga kerja, perubahan kebijakan platform, dampak perang di Ukraina, dan banyak lagi," tulisnya.

Bulan lalu, Snap memperkirakan pertumbuhan pendapatan kuartal kedua sebesar 20% hingga 25% dibandingkan tahun sebelumnya.

Berita itu mengikuti pernyataan oleh perusahaan termasuk Uber Technologies Inc dan pemilik Facebook Meta Platforms Inc awal bulan ini bahwa mereka akan mengendalikan biaya dan perekrutan.

Dalam memo tersebut, Spiegel mengatakan Snap akan mengevaluasi sisa anggaran tahun ini dan "para pemimpin telah diminta untuk meninjau pengeluaran untuk menemukan penghematan biaya tambahan."

Beberapa perekrutan yang direncanakan akan didorong ke tahun depan, meskipun perusahaan masih mengharapkan untuk mempekerjakan lebih dari 500 orang pada akhir tahun ini, katanya.

 

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut